Sore itu aku duduk di
kursi halte menunggu bis transyogya yang akan mengantarku kembali pulang ke
daerah Kalasan. Lelah dan penat setelah dari pagi aku ikut pelatihan tentang
onlineshop. Biasanya aku diam saja sembari menunggu datangnya bis. Tapi entah kenapa
sore itu aku sedang punya banyak mood untuk mengobrol dengan orang yang duduk
disampingku.
Di halte pertama,
orang yang duduk di sebelahku adalah mahasiswi di almamaterku UGM. Dia baru
setahun kuliah di Yogya, mahasiswi angkatan 2011, asalnya dari Medan. Dan
ternyata, dia adalah juniorku di FE UGM. Bedanya di mengambil jurusan Ilmu
Ekonomi sedangkan aku memilih Akuntansi. Senang rasanya hatiku ketemu dengan
adik kelas, namun juga merasa bahwa aku sudah tua sekali hahaha. Dia hendak
naik bis menuju Bandara, hendak menjemput saudaranya yang datang berkunjung.
Aku pun banyak bertanya tentang kampus, dosen juga topik-topik mengenai
fakultas kami. Lalu aku iseng bertanya kenapa dia memilih kuliah di UGM
bukankah di Medan juga ada universitas negeri. Langsung dijawabnya dengan
semangat, “Yaaah, tentu saja aku mau kuliah di tempat yang terbaik”. Dalam hati
aku mengagumi semangat mahasiswi cemerlang ini. Tidak takut jauh dari rumah dan
keluarga untuk mencapai pendidikan yang baik. Bis pun datang, obrolan kami terhenti.
Kami mendapat tempat duduk yang agak berjauhan. Namun kami akan turun di halte
yang sama.
Di dalam bis penuh
sesak, karena saatnya banyak orang yang pulang kerja maupun mahasiswa pulang
kuliah. Di bagian belakang terdapat beberapa pemuda dan pemudi yang ramai
sekali sedang mengobrol. Namun aku sama sekali tidak dapat menangkap artinya.
Mereka memakai bahasa daerah yang tidak aku kenali. Kalau aku perhatikan dari
wajah mereka secara fisik aku menebak asalnya dari Sumatra atau Kalimantan.
Namun masih tanda tanya bagiku. Mereka bercakap-cakap terus dengan riuhnya.
Sampai kemudian di halte daerah ringroad Utara mereka turun, kira-kira ada 8
orang. Suasana bis langsung sepi kembali.
Aku lalu bertanya
kepada orang yang duduk di sampingku, seorang pemudi. “Mba, tahu nggak mereka
tadi dari mana?”. Ternyata dia menjawab ramah, “Iya mba tahu, mereka dari Nias,
aku punya banyak teman yang berasal dari sana juga.” Lalu aku pun melanjutkan
perbincangan kami. Dia yang kukira seorang mahasiswi ternyata sudah sarjana dan
bekerja di NGO atau LSM. Dia bersemangat sekali menceritakan tugasnya ke
desa-desa di Yogya untuk memberikan bantuan dan pelatihan. Wah, aku juga
mengagumi orang hebat kedua yang kuajak ngobrol sore ini. Bis kami berhenti di
halte sebelum Bandara ternyata dia turun. Kami pun berpamitan.
Bis besar berwarna
hijau kuning kemudian melanjutkan jalannya menuju bandara. Setelah berhenti di
halte, mahasiswi dari Medan tadi berpamitan kepadaku. Aku pun duduk kembali di
halte untuk menunggu bis dengan jurusan Kalasan.
Duduk di sebelah
kiri, sepasang suami istri paruh baya, sedang mengawasi dua anaknya laki-laki
yang tampaknya masih balita. Aku pun mulai membuka percakapan dengan sang
Ibu.Tak dinyana ternyata cerita sang Ibu kepadaku sungguh fantastis. Bayangkan ,
bahwa ternyata dia melahirkan anaknya yang bungsu itu di dalam bis kota. Wow,
aku sampai terpelongo. Jadi selama dia mengandung 9 bulan, oleh dokter sudah
didiagnosis bahwa di perutnya tidak terdeteksi ada janin. Dan saat sedang dalam
perjalanan di bis yang akan membawanya pulang kampung, barulah dirasakannya
sakit perut melilit. Si ibu ternyata mengalami proses bukaan lahiran, dan
kepala bayi sudah kelihatan menongol. Sopir bis kemudian menurunkan penumpang
yang lain dan membawa si Ibu ke terminal terdekat sembari memberinya uang satu
juta. Konon itu hadiah dari pemilik armada yang menganggap bisnya telah mendapat
berkah. Dari terminal , Si Ibu pun naik colt diesel yang secepatnya membawa ke
bidan terdekat. Padahal kondisi Ibu dan bayi sudah kritis. Namun Syukurlah
semua berakhir baik dan selamat. Aku pun sungguh mengagumi Ibu hebat di
hadapanku.Bis jurusan Kalasan pun tiba, aku berpamitan kepada suami istri itu.
4 komentar:
nice post :D
Kenikmatan naik moda umum tuh banyak pelajaran yang bisa diambil dari cerita orang yang sama2 naik angkutan umum, Aku juga suka ngajak ngobrol orang-orang yang duduk 1 bangku.
trima kasihhh :) peluk mak icha
iya mak ika hehe, malah banyak cerita tak terduga dari mereka
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkenan memberi komentar