Kamis, 12 Maret 2015

Trend legging bunga dan perut buncit

Kalau pas liat para wanita memakai legging bunga, komentar pertama yang muncul adalah aduh norak ah.

Legging biasanya dipakai para kaum hawa saat melakukan olahraga, namun semakin kesini , pemakaiannya bisa untuk kegiatan sehari-hari.
Mungkin 2 dari 3 perempuan mempunyai legging di lemarinya.

Begitu juga dengan saya. Awal mulanya karena perlu membeli untuk keperluan senam, namun aku jarang pakai legging buat sehari-hari, pertama sebab kurang pede, kedua karena ga nyaman aja kalau kelamaan pakai yang ketat-ketat , perut  buncitku tersayang nanti tersiksa wkwkwk.

Walaupun dalam setahun bisa dihitung frekuensi aku ikut senam atau belakangan ikut yoga lagi, biasanya karena faktor M...Malesnya puoll, tapi aku merasa perlu untuk punya beberapa setel pakaian senam, kaos dan legging.

Maka huntinglah aku setelah pulang senam, dengan masih semangat, ke toko yang kuincar. 

Setelah berhasil memilih dan membeli kaos polos size xl dan legging polos size xl, maka melangkahlah aku ke pintu keluar.
Mataku sempat melirik ke tumpukan legging motif bunga-bunga yang sedang in, dan karena pandanganku tak mau lepas, maka aku pun penasaran mengobarak-abrik celana-calana tersebut.
Semuanya kulihat legging panjang , iseng kutanya mba spg apakah ada yang pendek dan jawabannya sungguh menggembirakan, ada mba, sambil mencarinya.
Dua legging pendek stock terakhir pun ketemu, aku segera mengambil yang ada motif bunga ungunya.
Sempat kuragu apakah nanti akan muat kupakai, karena ukurannya all size.
Kuperhatikan dengan cermat, kutarik untuk melihat kelenturannya, dan dalam hati kurasa akan muat.
Yak bungkus deh . Aku punya legging trendy sekarang hahaha.

Setelah mandi sore, legging baruku kupakai, wah muat, meski memang lebih nyaman kalau agak besar sedikit sih.
Dan anakku pun memuji celana legging ini, bagus katany, hehe ga nyesel lah (kali ini) nyoba ikutan trend. 

Rabu, 11 Maret 2015

Menjaga mood

Kata bijak bilang kita harus menjadi pribadi yang penuh syukur agar bahagia.

Namun dalam prakteknya , tidaklah mudah untuk bisa bahagia dan gembira selama 24jam.

Ada saja tantangannya, meski saat bangun pagi kita sudah dalam keadaan mood yang baik, penuh welas asih dan bersyukur, belum tentu bisa bertahan sampai malam ketika kita kembali tidur.

Pengaruh luar yang negatif memang seharusnya jangan mengubah kedamaian di dalam hati kita yang sudah positif.

Aku juga masih terus belajar dan mengalami proses menjaga mood agar selalu baik tiap harinya.
Salah satu tips yang kusadari adalah dengan mengurangi keinginan-keinginan yang selalu berseliweran di pikiran kita.
Juga sediakan waktu break atau istirahat sendiri ketika merasa mood akan berubah negatif.

Waktu yang 24 jam dalam sehari hendaknya kita gunakan dengan bijak . (Teorinya hehehe)

Senin, 09 Maret 2015

Tahun ajaran baru



Sekarang sedang masanya pendaftaran sekolah baru. Dan para orang tua pun mulai sibuk memilih sekolah. Namun sebenarnya yang mereka pilih itu apakah sekolah yang terbaik untuk anak atau hanya untuk ego orang tua.
Kerap kita sebagai orang tua tentu saja merasa selalu yang paling tahu dan paling benar, padahal ya belum tentu 100 persen tepat.
Pertimbangan dan kriteria yang kita ambil untuk memilih sekolah sebaiknya juga mengikutertakan pendapat anak. Karena toh yang menjalani sekolah adalah mereka.
Kami, saya dan ayahnya Allen juga melakukan hal yang sama. Kami mensurvey beberapa sekolah dan mengambil beberapa alternatif pilihan. Kami jelaskan kepada Allen profil sekolah-sekolah tersebut, dan  yang pasti kami wajib mengajak Allen untuk mendatangi langsung sekolahnya sebelum mendaftar untuk mengetahui pendapatnya. Terutama untuk tahu apakah nanti dia akan nyaman disana.
Sebagai orang tua tentu mengenal kelebihan dan kekurangan anaknya dengan sangat baik , hal ini juga menjadi dasar utama untuk menentukan pilihan sekolah. Bukan hanya berdasar pengalaman pribadi (alumni), omongan teman, brosur, iklan , prestise/gengsi, atau hal yang kurang berkaitan dengan kepribadian dan bakat si anak.
Ada anak yang tipenya memang sangat suka mengerjakan tugas dan suka kompetitif, tentu dia tidak akan betah di sekolah yang cara mengajarnya terlalu santai. Atau sebaliknya ada anak yang selalu penuh rasa ingin tahu dan suka kebebasan, dia tidak akan betah duduk diam dalam kelas , dengan metode mengajar yang melarang murid untuk berpendapat.
Belajar memang bisa dimana saja, tidak hanya melalui jalur formal seperti sekolah, ada juga metode homeschooling.
Saya pribadi menghormati semua pilihan orang tua asalkan memang memilih sekolah yang mengedepankan akhlak baik, menghargai keunikan tiap individu muridnya,  dan bisa mengembangkan bakat minat anak.
 

Template by Web Hosting Reviews