Selasa, 30 September 2014

Platnya AB ?

Sepeda motorku tercintah ini sudah menemaniku dari jaman aku kerja di Jogja, tahun 2007 tepatnya 5  Mei 2007 (buka BPKB dulu hehehe). Dan setelah aku menikah statusnya menjadi sepeda motor kami ,duh romantisnya... ( apa coba...?).
Sepeda motor ini sudah mengantar kami kemana-mana, paling jauh sepertinya dari Jogja sampai puncak Dieng. Track recordnya sudah mengitari kota-kota di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Kami adalah keluarga nomaden, yang berpindah tempat tinggal di beberapa kota. Tentu saja si sepeda motor setia mengikuti.
Sepeda motor kami ini bisa membuat orang menjadi bernostalgia dan bisa mengobati rasa kangen seseorang.
Nomer platnya AB 32xx QQ, dan saat kami tinggal di Jombang dan Madiun, sepeda motor kami menjadi gampang dikenali dan menjadi lebih spesial (mosok to).
Sering kami ditanya orang , platnya AB ? otomatis kami mengiyakan dan obrolan pun pastilah berlanjut, Jogjanya dimana? kami pun dengan senang hati menjelaskan.
Makin cair, si penanya pun bercerita tentang kisah dirinya, saya juga asalnya dari jogja atau saya juga pernah tinggal di jogja.
Kami pun menanggapinya lagi dengan sopan dan percakapan terjadi minimal selama 10 menit.
Kami bertanya tinggalnya dimana saat di Jogja, kapan terakhir pulang, atau sekarang di kota Madiun ini tinggal dimana, dan seterusnaya.
Seperti tadi malam, saat aku dan Allen pergi untuk beli obat di apotik. Pak parkir bertanya kepadaku, platnya AB bu?
Kujawab iya pak , kami dari Jogja.
Pak parkir lalu tersenyum dan berkata dia juga berasal dari Jogja. Dimana bu Jogjanya?
Kami di Maguwo pak, balasku.
Ooo, dekat tempat saya Bu, kalau saya di Kotagede Bu.
Hehehe, jauhlah pak kalau ke kotagede. Saya juga beberapa kali ke kotagede pak, suka makan sate karang , dan pernah mampir ke Cokelat Monggo.
Oooo iya bu, saya tau sate karang sama coklat monggo. Kalau saya tinggalnya di daerah dekat pasar bu.
Kapan terakhir mudik pak?
Wah udah lama bu, sekarang saya sudah lama berkeluarga di Madiun.
Okey pak, kami pulang dulu , terimakasih .
Iya , mari , sama-sama bu.

Sebagai sesama perantau sungguhlah menyenangkan mendapati orang yang juga berasal dari kota yang sama. Kami bisa saling bertukar cerita tentang tempat yang sama, juga mendapatkan kembali kenangan tentang kota yang sama.

Sinau boso jowo

Belajar bahasa itu paling mudah jika dilakukan dalam bentuk percakapan
Jika hanya belajar di sekolah yang notabene berupa tulis menulis  dan hapalan, pasti ga akan maksimal deh.
Di keluargaku dari dulu memakai bahasa jowo ngoko untuk percakapan sehari-hari Jadi berasa jawa timur asli rek. (suroboyoan mode on)
Saat kuliah karena tinggal di Ngayogyakarto hadiningrat, jadi menambah perbendaharaan bahasa jogja yang lebih alus.
Akan tetapi saat punya keluarga sendiri, kami memakai bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-hari bersama Allen. Kalau saat berdua dengan ayahnya Allen (yang lahir di Jogja), kami memakai bahasa jawa ala campuran (dan ala kadarnya).
Namun meski kami jarang mengajak Allen memakai bahasa jawa, namun karena dalam pergaulan dengan teman-temannya memakai bahasa jawa otomatis Allen gampang menyerap dan bisa berbahasa jawa walau sedikit.
Aku sendiri dulu rasanya juga bisa berbahasa jawa alus/kromo karena sering mendengarkan percakapan mama. Belajar secara otodidak. Ditambah dengan mempunyai bapak ibu mertua yang juga asli Jogja sehingga bisa menambah kosakata boso jowo alus.
Mungkin Allen juga bisa belajar otodidak saat mendengarkan percakapan ayah atau bundanya dengan orang lain.
Aku ingat saat sering memakai becak langganan di Jombang dulu, aku pasti menggunakan boso jowo alus saat berbicara dengan pak becak. Kalau aku menelpon untuk minta diantar, "Halo pak, saget ngeteraken mboten?" Allen kadang juga akhirnya ikut menirukan kata "ngeteraken" Hehe
Belum ada keinginan untuk menerapkan pemakaian boso jowo secara penuh di keluarga kecilku,hanya  kadang kalau pas ingat aku mengajak Allen berdialog dengan bahasa jawa, tapi banyak lupanya hehe.
Yang penting Allen ngerti dan paham bahwa ada berbagai bahasa, dan salah satunya boso jowo.

Pembeli rempong

Kali ini masih seputar kejadian saat aku membeli barang , lokasinya di supermarket ternama di Indonesia.
Barang yang ingin aku beli berupa box plastik kecil yang akan aku gunakan untuk menyimpan mainan Allen. Karena ukurannya yang menurutku pas maka aku memilihnya, tapi kok tidak ada tutupnya, sedangkan di stiker yang nempel di box ada tutupnya.
Maka aku pun bertanya kepada staff supermarket untuk meminta diambilkan tutup boxnya.
Jawaban si staff supermarket menerangkan bahwa tutup boxnya memang tidak ada karena pas awal barang itu masuk ke supermarket juga tutupnya tidak ketemu.
.................
Diam seribu bahasa (gagal paham dan mencoba memahami)
Lalu aku berlalu untuk memilih box lain, tapi dalam hati kok masih mengganjal.
Dasar pas ketemunya pembeli rempong seperti aku, dan memang saat itu aku lagi punya banyak waktu. Aku pun tetap di area itu, sambil memotret box tadi.
Saat itu staff supermarket lewat lagi, aku pun kembali bertanya apa benar tutupnya ngga ada, kan ini seharusnya box tertutup.
Lalu staff menjawab memang tutupnya belum ada bu, waktu itu ada pembeli lain yang juga nyari, tapi juga belum ketemu bu, tapi kalo ibu mau, saya carikan , tapi lama waktunya.
Sambil bernafas lega , aku pun langsung mengiyakan tawarannya, "O ngga apa-apa mas saya tunggu"
Aku sih tidak terlalu mengharapkan tutupnya sampai benar-benar ketemu, tapi masalahnya ialah jawaban pertama si staff tadi kok kesannya ngga profesional ya, alias males banget menanggapi konsumen. Untuk ukuran supermarket sebesar itu masa iya menjual produk cacat berupa box tanpa tutup. Kalau jawaban kedua sudah bisa membuat konsumen lega , karena dia mengusahakan dulu untuk mencari si tutup box.
Aku pun menunggu saja dengan sabar. Setengah jam berlalu, akhirnya si mas staff supermarket menerangkan bahwa tutupnya belum ketemu, dan dia juga menjelaskan bahwa pemegang tanggung jawab untuk area barang box dan kontainer sudah masuk shift pagi, jadi dia agak kesusahan untuk mencari.
Aku sih tidak masalah tutupnya tidak ketemu, aku tersenyum manis dan mengatakan okey tidak apa-apa mas. Si mas kembali berkata akan saya usahakan bu. dan kalau ketemu nanti ibu bisa membelinya lain kali.
Sip lah, aku menghargai usaha si mas ini. Bravo. Good Job .


Senin, 29 September 2014

Menulis itu bagai makan masakan favorit

Aku tipe orang yang introvert, kurasa memang sejak dari orok, karena seingatku , cara mendidik di keluargaku juga biasa saja dan malah hampir selalu ada acara untuk berkumpul dengan keluarga besar. Lalu tempat lingkunganku tumbuh juga cukup demokratis.
Ya begitulah aku. Lebih senang menjadi pendengar yang baik daripada memulai bergosip dan bercerita panjang lebar secara lisan.
Aku mulai nyaman melakukan aksi tulis menulis saat SMU , kala itu aku menempuh pendidikan di Malang dan tinggal sehari-hari di asrama. Aku memulai debut menulis buku diary. Kebiasaan yang terus berlanjut hingga kuliah, dan bahkan saat sudah bekerja walau memakai media komputer bukan lagi manual di buku tulis, seperti film Dr. Doogie Howser ( ada yang masih ingat ga?).
Apa sih enaknya menulis?
Seperti judul dia atas. menulis itu bagai makan masakan favorit, tidak akan pernah bosan dan saat pergi dan tinggal dimanapun, yang dicari adalah masakan yang sama. Untuk aku masakan favorit sejak kecil adalah gado-gado, hehe lidahku ini sangat senang merasakan bumbu kacang gado-gado yang manis dan gurih.
Kembali ke soal menulis. Menulis bagiku bisa mencurahkan emosi lebih dalam dan intens (ciye bahasanya).
Lewat tulisan aku serasa bisa tertawa lebih lepas, menangis hingga lega, mengeluarkan kemarahan dengan santun (halahh), pokokmen bisa berekspresi dan mengeluarkan semua ide, pikiran, uneg-uneg dengan lebih mudah dan smooth (kayak iklan).
Berkat dari menulis pertama kali ialah aku bisa menang acara jalan-jalan bersama tim Jejak Petualang ke Papua (so grateful).
Berkat menulis aku juga bisa menang pemilihan Perempuan Inspiratif NOVA 2010 (ga nyangka bingit).

Berkat menulis aku bisa menang hadiah NOVA dalam sayembara penulisan cerita mudik.

Berkat menulis aku bisa ikut dalam beberapa buku antologi, yakni







Berkat menulis aku juga bisa dua kali nampang narsis di rubrik komunitas dan dua kali artikel rubrik kata hati dimuat majalah SEKAR.

ASIK BINGIT lah menulis itu, dan selalu bersyukur pada Tuhan telah memberi talenta ini.

Sejarah mau masak



Memasak adalah hal yang dulu tak pernah kubayangkan akan bisa kulakukan. Saat masih pengantin baru pun, aku sama sekali tidak mempunyai rencana untuk membeli sebuah kompor. Kondisi saat itu suami bertugas di luar kota, dan aku menempati rumah sendiri, dan dalam benakku untuk makan sehari-hari aku akan membeli di warung makan saja.
Lalu ketika orangtuaku datang berkunjung, dan melihat aku tidak mempunyai sebuah kompor. Maka saat itu juga mama dan papa langsung mengajakku ke hipermarket untuk membelikan aku kompor. Kata mama, meskipun aku saat ini tinggal sendiri namun sangatlah penting untuk mempunyai sebuah kompor dalam sebuah rumah. Dan aku pun mengiyakan saja.
Kompor itu ternyata memang berguna, aku bisa memakainya untuk memasak mie instan, atau menghangatkan makanan yang aku beli dari rumah makan. Saat suami pulang di akhir pekan, kami juga lebih sering tetap membeli masakan matang. Karena pada dasarnya aku sama sekali tidak bisa memasak, kecuali menggoreng telur.
Dua bulan berlalu dan akupun dinyatakan positif hamil. Aku dan suami sangat bersyukur dan gembira bahwa kami akan mempunyai bayi, namun sekaligus sedikit khawatir karena aku tinggal sendiri. Selama proses kehamilan, ada saat dimana aku ingin makan masakan tertentu alias ngidam. Dan benarlah itu terjadi.
Aku pun akhirnya menggunakan kompor untuk memasak sungguhan. Aku berkonsultasi dengan mama lewat telpon. Aku mencatat bahan-bahan, dan membelinya di tukang sayur yang lewat depan rumah. Mungkin pikir sang tukang sayur kok tumben-tumbenan aku belanja. Meskipun dari dulu aku sudah bisa membedakan bumbu-bumbu masakan, seperti bawang, merica, ketumbar, laos, jahe, kunyit, temu kunci, kencur, asam, pala, namun bedanya kini aku tak hanya sekedar tahu namanya, tapi tahu kegunaanya sebagai bumbu masakan.
Lalu aku mencatat langkah-langkah setiap resep masakan. Dimulai dengan  masakan pertama sarden. Ya meskipun sudah berupa makanan kaleng yang siap saji, namun kebiasaan di keluargaku, sarden tetap dimasak ulang oleh mama. Aku pun sukses memakan hasil masakanku sendiri yang enak.
Resep berikutnya ialah sop. Aku belajar untuk membuat kaldu, menggunakan bawang dan merica. Disusul dengan sayur bening dan dadar jagung. Wah ternyata aku bisa membuat dadar jagung yang lezat. Kemudian berlanjut dengan resep tingkat menengah seperti membuat bali ayam, lapis daging, aneka tumis, asem-asem pindang, ayam koloke, semur daging, sambal goreng tempe, cap cay, bahkan membuat resep rujak gobet. Wah aku sudah merasa seperti chef yang jago deh pokoknya. Suami pun turut senang dengan hidangan buatanku. Dan yang penting rasa ngidamku keturutan.
Saat anakku sudah waktunya diberi MPASI, aku pun berniat untuk memasaknya sendiri, karena toh aku tidak bekerja kantoran. Resep sederhana untuk bayi ialah masakan tanpa gula garam. Aku mengkoleksi banyak resep dari milis, atau membeli buku resep MPASI. Sampai usia setahun aku merasa puas karena bisa membuat MPASI homemade.
Setelah akhirnya keluarga kecil kami bisa hidup bersama, karena suami pindah penempatan tugas, aku juga mulai suka mencoba resep-resep dari buku atau sengaja browsing di internet. Ada kalanya masakanku rasanya tidak karuan padahal sudah sesuai resep, tapi banyak juga yang sukses. Kemudian masakan yang sukses itu aku foto dan diupload ke facebook untuk sekedar pamer. Dan ternyata banyak komentar dari teman yang meminta resep masakanku.
Selain berupa masakan, aku pun ingin mencoba membuat aneka kue. Maka dengan persetujuan suami aku pun membeli oven. Kue-kue buatanku lumayan hasilnya, meskipun untuk membuat kue kering masih sering gagal. Tapi aku sangat suka dengan memasak kue.
Sekarang usia buah hatiku sudah 5 tahun, dan dia juga senang makan masakan bundanya. Aku membayangkan andaikata aku dulu tetap bersikukuh tidak membeli kompor dan tidak mau belajar memasak, apa jadinya rumah tanggaku. Kini aku tersenyum dan merasa bahagia tatkala suami dan anakku memuji dan menghabiskan masakanku.

Bukan orang biasa

Tulisan ini dimuat di majalah SEKAR



Sore itu aku duduk di kursi halte menunggu bis transyogya yang akan mengantarku kembali pulang ke daerah Kalasan. Lelah dan penat setelah dari pagi aku ikut pelatihan tentang onlineshop. Biasanya aku diam saja sembari menunggu datangnya bis. Tapi entah kenapa sore itu aku sedang punya banyak mood untuk mengobrol dengan orang yang duduk disampingku.

Di halte pertama, orang yang duduk di sebelahku adalah mahasiswi di almamaterku UGM. Dia baru setahun kuliah di Yogya, mahasiswi angkatan 2011, asalnya dari Medan. Dan ternyata, dia adalah juniorku di FE UGM. Bedanya di mengambil jurusan Ilmu Ekonomi sedangkan aku memilih Akuntansi. Senang rasanya hatiku ketemu dengan adik kelas, namun juga merasa bahwa aku sudah tua sekali hahaha. Dia hendak naik bis menuju Bandara, hendak menjemput saudaranya yang datang berkunjung. Aku pun banyak bertanya tentang kampus, dosen juga topik-topik mengenai fakultas kami. Lalu aku iseng bertanya kenapa dia memilih kuliah di UGM bukankah di Medan juga ada universitas negeri. Langsung dijawabnya dengan semangat, “Yaaah, tentu saja aku mau kuliah di tempat yang terbaik”. Dalam hati aku mengagumi semangat mahasiswi cemerlang ini. Tidak takut jauh dari rumah dan keluarga untuk mencapai pendidikan yang baik. Bis pun datang, obrolan kami terhenti. Kami mendapat tempat duduk yang agak berjauhan. Namun kami akan turun di halte yang sama. 

Di dalam bis penuh sesak, karena saatnya banyak orang yang pulang kerja maupun mahasiswa pulang kuliah. Di bagian belakang terdapat beberapa pemuda dan pemudi yang ramai sekali sedang mengobrol. Namun aku sama sekali tidak dapat menangkap artinya. Mereka memakai bahasa daerah yang tidak aku kenali. Kalau aku perhatikan dari wajah mereka secara fisik aku menebak asalnya dari Sumatra atau Kalimantan. Namun masih tanda tanya bagiku. Mereka bercakap-cakap terus dengan riuhnya. Sampai kemudian di halte daerah ringroad Utara mereka turun, kira-kira ada 8 orang. Suasana bis langsung sepi kembali.

Aku lalu bertanya kepada orang yang duduk di sampingku, seorang pemudi. “Mba, tahu nggak mereka tadi dari mana?”. Ternyata dia menjawab ramah, “Iya mba tahu, mereka dari Nias, aku punya banyak teman yang berasal dari sana juga.” Lalu aku pun melanjutkan perbincangan kami. Dia yang kukira seorang mahasiswi ternyata sudah sarjana dan bekerja di NGO atau LSM. Dia bersemangat sekali menceritakan tugasnya ke desa-desa di Yogya untuk memberikan bantuan dan pelatihan. Wah, aku juga mengagumi orang hebat kedua yang kuajak ngobrol sore ini. Bis kami berhenti di halte sebelum Bandara ternyata dia turun. Kami pun berpamitan.
Bis besar berwarna hijau kuning kemudian melanjutkan jalannya menuju bandara. Setelah berhenti di halte, mahasiswi dari Medan tadi berpamitan kepadaku. Aku pun duduk kembali di halte untuk menunggu bis dengan jurusan Kalasan. 

Duduk di sebelah kiri, sepasang suami istri paruh baya, sedang mengawasi dua anaknya laki-laki yang tampaknya masih balita. Aku pun mulai membuka percakapan dengan sang Ibu.Tak dinyana ternyata cerita sang Ibu kepadaku sungguh fantastis. Bayangkan , bahwa ternyata dia melahirkan anaknya yang bungsu itu di dalam bis kota. Wow, aku sampai terpelongo. Jadi selama dia mengandung 9 bulan, oleh dokter sudah didiagnosis bahwa di perutnya tidak terdeteksi ada janin. Dan saat sedang dalam perjalanan di bis yang akan membawanya pulang kampung, barulah dirasakannya sakit perut melilit. Si ibu ternyata mengalami proses bukaan lahiran, dan kepala bayi sudah kelihatan menongol. Sopir bis kemudian menurunkan penumpang yang lain dan membawa si Ibu ke terminal terdekat sembari memberinya uang satu juta. Konon itu hadiah dari pemilik armada yang menganggap bisnya telah mendapat berkah. Dari terminal , Si Ibu pun naik colt diesel yang secepatnya membawa ke bidan terdekat. Padahal kondisi Ibu dan bayi sudah kritis. Namun Syukurlah semua berakhir baik dan selamat. Aku pun sungguh mengagumi Ibu hebat di hadapanku.Bis jurusan Kalasan pun tiba, aku berpamitan kepada suami istri itu.

Dalam perjalanan pulang ke rumah, aku kembali mencerna kembali semua percakapan ringan yang kulakukan sepanjang sore ini. Orang-orang yang tidak kita kenal sebelumnya, yang berada di sekitar kita, bila kita meluangkan sedikit waktu untuk membuak percakapan ternyata memberkan obrolan yang menarik. Tiga wanita hebat yang mewakili tiap generasinya, mempunyai kisah yang sangat menginspirasi. Dan bagiku mereka bukan orang biasa.

Bunda bahagia, anak bahagia

Tulisan ini dimuat di majalah SEKAR

Sering kali aku bertanya dalam hati. Apakah aku sudah menjadi bunda yang baik untuk anakku. Hal ini bukan karena semata-mata aku adalah seorang bunda baru dengan seorang putra yang kini berusia 4 tahun. Tapi karena aku merasa emosiku belum benar-benar stabil sebagai seorang bunda yang baik.
Selama 4 tahun ini dalam mengasuh balitaku, banyak suka duka yang aku alami. Dan hal sedih yang kerap terjadi adalah ketika aku memarahi si kecil. Saat sedang emosi, aku bisa melakukan hal kasar pada anakku. Dan selalu berakhir dengan rasa menyesal. Tapi tak urung ketika si kecil kembali membuat aku kesal, perlakuan kasar pun terulang lagi. Aku ingat suatu waktu ketika aku membentak si kecil supaya jangan menangis lagi, dan aku berkata sesuatu secara sembarangan. Lalu si kecil pun sambil terisak menjawab dengan terpatah-patah, “ aku mau digendong sama bunda, aku memang bukan apa-apa”. Rasanya saat itu akulah ibu terburuk sedunia dan aku merasa sungguh perlu untuk bertemu seorang psikiater karena aku telah menjadi seorang ibu yang tidak waras lagi.
Aku memang mempunyai kenangan yang tidak menyenangkan ketika pertama kali menjadi seorang bunda. Aku mengalami baby blues parah. Aku tinggal serumah dengan orang tuaku saat itu, dan aku merasa mereka tidak banyak mensupport aku. Ibuku hanya sedikit mengajari aku soal merawat bayi, dan apa yang kulakukan selanjutnya jarang sekali dipuji, padahal itulah yang aku butuhkan untuk bersemangat menjadi seorang bunda. Sehingga sampai saat ini  setiap mendengar si kecil menangis, emosiku langsung mudah naik.
Saat mengatasi tangisan si kecil yang kadang disertai teriakan-teriakannya, aku sering kewalahan. Aku merasa para tetangga yang mendengar teriakan anakku akan mencap aku sebagai seorang bunda yang gagal. Aku sendiri jarang mendengar tangisan dari anak tetangga yang seumuran dengan anakku. Aku merasa mereka berhasil menjadi seorang ibu yang sabar kepada anaknya, berbeda denganku.
Tetapi, aku terus berusaha untuk menjadi bunda yang baik, yang memahami anak sepenuhnya. Kini aku bisa lebih bersabar ketika si kecil sedang rewel. Aku catat apa saja cara-cara yang berhasil untuk meluluhkan kerewelan si kecil, dan aku tempel di lemari baju. Aku pun meminta suami untuk ikut membacanya dan menerapkannya berdua. Aku kadang bertanya pada suami apakah aku sudah menjadi bunda yang baik, suamiku tersenyum dan berkata “Iya, bunda sekarang sudah menjadi lebih sabar “. Aku senang mendengarnya.
Informasi mengenai parenting aku baca dengan seksama. Juga aku mempunyai buku tentang kisah-kisah para ibu baru. Sungguh menyentuh dan ada yang mirip dengan yang aku alami. Aku semakin bersemangat untuk terus belajar. Memang aku tak akan mungkin menjadi bunda yang terbaik, tapi dengan berusaha pastilah bisa menadi lebih baik.
Hal penting yang aku pelajari dalam proses ini, yakni kita harus bisa membuat diri sendiri bahagia terlebih dahulu. Dengan pikiran yang tenang dan positif, maka aku yakin bahwa anak juga akan merasa aman, tenang dan senang. Tidak perlu juga merasa khawatir dan cemas atkan tanggapan atau penilaian orang lain, kalau kita memang belum mampu ya tidak apa-apa, diakui saja,dan kita terus belajar. Bunda yang bahagia menghasilkan anak yang juga bahagia.

Kedamaian hati




Suatu siang sebelum menjemput pulang anakku dari sekolah, aku mampir ke toko mainan hendak membelikan hadiah. Cuaca kering dengan suhu yang panas membuat siapa saja mudah untuk tersulut emosinya. Dan itu terjadi padaku. Sang pramuniaga toko, seorang gadis muda dengan wajah memberengut muncul dan dengan sedikit kasar menegur aku supaya tidak meletakkan mainan di sembarang tempat. Aku yang sedang asyik memilih tentu saja sontak terkejut. Kemudian pramuniaga tadi dengan ketus mengembalikan semua mainan yang sedang kupilih ke tempat masing-masing sambil berkata kalau dia nanti akan dimarahi oleh pemilik jika tokonya berantakan. Dengan emosi aku membalas perlakuan sang pramuniaga dengan sama negatifnya. Kejadian yang tidak menyenangkan untuk dialami.

Selang beberapa minggu, aku mendapat cerita lewat bbm kurang lebih seperti ini, ada dua orang pemuda yang sedang berada di toko, dan pramuniaga yang melayani mereka bersikap tidak ramah dan menyebalkan. Pemuda pertama dengan kesal membalas perlakuan si pramuniaga, sedangkan pemuda kedua tetap tersenyum dan tetap tenang seperti tidak terjadi apa-apa. Pemuda pertama pun heran dan bertanya kepada pemuda kedua, kenapa dia tidak marah atas perlakuan sang pramuniaga. Pemuda kedua menjawab bijak bahwa perlakuan atau sikap orang lain tidak akan mempengaruhinya, dia memilih untuk tetap tenang dan itulah yang dilakukannya. Dan karena semua berasal dari diri sendiri untuk membuat keadaan bahagia atau tidak bukan dari orang lain.
Aku merasa cerita yang kudapat sama persis dengan yang kualami beberapa minggu sebelumnya, dan sayangnya aku bersikap seperti pemuda pertama. Mudah terpancing emosi karena sikap orang lain.Padahal jika kita ingin menjadi pribadi yang bahagia dan tenang maka apapun pengaruh orang lain seharusnya tidak memberikan perubahan. Teringat pula pada isi buku yang pernah kubaca, tentang The law of attraction world, jika kita senantiasa berpikir dan bertindak positif, niscaya kita juga akan mendapatkan hal yang posiitif dan baik pula. Aku merasa harus lebih banyak belajar untuk mengendalikan diri dan fokus menjadi pribadi seperti yang kuinginkan. 

Dua hari berikutnya aku juga menemukan kutipan indah dari Dalai Lama, Inner peace is the key: If you have inner peace, the external problems do not affect your deep sense of peace and tranquility.In that state of mind you can deal with situation with calmness and reason, while keeping your inner happiness. That is very important. Without this inner peace, no matter comfortable your life is materially, you may still be worried, disturbed or unhappy because of circumstances.

Dan semoga kita semua segera memperoleh kedamaian hati masing-masing untuk menciptakan hidup yang lebih baik.

Status kece dari Facebook

Aku mulai sign in facebook di tahun 2007,tapi aktif nulis status dari 2009
Berikut adalah status ajib yang kutulis sejak 2010 (hahaha kebayang betapa kurang kerjaanya nunggu loading facebook buat buka status jadul) :

Jadi seorang ibu rumah tangga benernya juga sama dengan wanita karir, musti kreatif mengurus anak dan pintar mengelola manajemen rumah tangga , cuman imbalannya bukan berupa gaji ^^

saat seorang diri kewalahan mengasuh si kecil, jadinya bikin emosi dan bisa tidak sengaja melukai hati si kecil, kehadiran pasangan sungguh mententramkan, stock sabar pun kembali terisi penuh, thanks dear ^^ (*salutbuatparasingleparent*)

meski memang ga baik, rasanya pasti pernah satu kali kita pengen si buah hati bisa ini atau itu seperti temennya, atau mengapa kita ga bisa seperti mommy yang lain, tapi percaya deh, Tuhan menjadikan kita n si kecil sebagai pasangan duet yang terbaik , kita diberi kemampuan mengasuh yang paling cocok buat si kecil n sebaliknya si kecil juga diberi talenta yang tidak melebihi kapasitas kita untuk bisa mendidiknya

^^ bagaimana perasaan hari ini? gembira? sedih?kecewa? marah? takut? jengkel? sukacita? deg2an? penasaran? bangga? merana? kesepian? HMMM apapun itu harus selalu disyukuri, karena waktu tidak akan kompromi dan terus berjalan, meninggalkan semuanya untuk menyambut hari yang baru lagi, apa yang terjadi besok pastikan lebih baik dari hari ini ^^ gud nite

mengasuh si kecil akan menjadi mudah dan menyenangkan jika salah satunya dengan rajin mengasah intuisi ^^

Jika temanmu tidak membalas perhatianmu, mungkin dia memang sedang tidak membutuhkannya, tapi jangan pernah berhenti memperhatikannya ^^ selamat siang

senengnya liat si kecil dan anak2 lain maen di alun-alun, ga peduli bapaknya seorang tukang becak, guru, manajer, karyawan pt. kai (;p ) atau apapun, semuaaa gembira ^^

Menatap bunga mekar di taman , bersama hawa dingin yang dihembuskan angin , mornin all

setiap anak memiliki kepribadiannya yang unik dan istimewa, love you boy

orang yang suka travelling kebanyakan selalu awet muda dan lebih banyak tersenyum dan ramah

berbahagialah mempunyai banyak teman, n jika ada teman yang sukses, ikutlah berbahagia dan memberinya perhatian berupa ucapan selamat, ga perlu sirik , everyone will be happy ^^

saat berada di bis, sedikit merenung dan banyak bersyukur... sampai sekarang, bisa hidup bahagia dan berkecukupan, sejak kecil bisa bersekolah, kuliah, menjadi pegawai, dan sekarang full time mom tanpa art ,dari 2 tahun lalu belajar otodidak untuk merintis usaha,
dan bahwasannya meskipun masih hidup nomaden alias berpindah-pindah kota, bisnis usaha tetap bisa kosnisten berjalan
dengan impian saat sudah tinggal menetap bisa mengembangkan bisnis sehingga berfaedah dengan mebuka lapangan pekerjaan semoga bisa mengsinpirasi...
selamat sore n happy wiken ^^

salah satu sifat alami manusia ialah memiliki perasaan yang tak pernah puas. si A sirik dengan si B yang hidupnya lebih kaya, si B sirik dengan si C yang karirnya lebih sukses, si C sirik dengan si D yang sering banget jalan-jalan ke luar negeri, si D sirik dengan si E yang terkenal jadi selebritis, dan seterusnya bla bla bla......tapi siapa yang menyangka kalau semisal ujungnya si Z sirik dengan si A karena rumah tangga dan keluarganya selalu bahagia.....jadi, daripada selalu sirik...
mending kita kenali diri kita sendiri lebih dalam, apa kelebihan kita
meski kita hanya punya sedikit bahkan hanya satu kelebihan, itu sudah membuat kita sangat istimewa, asal kita tekun mengembangkannyaso, keep smile and do the good things, tersenyum dan berbagi kebaikan ,adalah cara paling mudah untuk bahagia dan membuat orang lain juga bahagia. selamat malam teman.. ^^

tadi siang melihat tayangan acara Departures di channel nat geo adventure.
Edisi petualangan di Bali. Hanya melihat cuplikan di bagian akhir acara, tapi mengena di hati,
Duo host yang ganteng itu sedang mewawancarai Oka, penduduk asli Bali.
Oka bertutur tentang nilai-nilai luhur yang dianutnya."Bahwa kehidupan ini seperti layaknya sebuah gunung. Ketika kita masih muda , kita mempunyai banyak teman. Mulai beranjak tua, orang-orang di sekeliling kita pun berkurang, hingga hanya berdua bersama pasangan karena semakin ke puncak, gunung tidak mempunyai banyak tempat. Dan akhirnya ketika berada di puncak gunung, tinggal kita sendiri.
Saat muda, kerjakan apapun yang kau suka dan pergilah kemana saja yang kau inginkan. Lihat dunia. Dan jika berbuat salah, itu tidak masalah, karena jalan masih panjang.
Saat tua, saat mengkoreksi diri dan bertindak dewasa."  Namun, bagi saya pribadi, saat muda maupun tua, hendaknya kita berbuat yang sebaik-baiknya . Karena umur manusia tiadalah yang tahu. Bulan ini dikejutkan dengan 2 berita duka tentang kepergian suami dari sepupuku dan suami dari seorang temanku. Semoga apapun yang kita kerjakan bisa membawa dan meninggalkan kenangan bahagia bagi orang lain .

Bersyukur untuk bisa :
mensupport allen untuk mencapai cita-citanya
mensupport ayahnya allen dalam berkarir
mensupport diri sendiri untuk menjadi pribadi yang selalu positif  amin...

Siapa yang tak pernah merasa iri ? Perasaan tersebut sangatlah normal, melihat teman , saudara atau orang lain yang sukses
Tapiii, mereka yang sukses pasti juga pernah mengalami masa kelabu yang mungkin tak diketahui oleh kita. Pengalamanku sendiri juga pernah berada di titik suram. Menjadi public enemy yang tidak disukai orang. Pernah juga dianggap sebagai orang aneh, freak people. Pernah juga bertengkar hebat dengan orang tua dan keluarga. Pernah merasa sangat gagal dan tak berguna sampai menyakiti diri sendiri.
Dan pepatah yang mengatakan kalau badai pasti berlalu itu memang benar. Juga pepatah Time can Heal. Masa suram bisa dilalui selama kita punya iman dan mau membuka diri kepada orang yang mengasihi kita. Hidup terus berjalan, dan aku juga terus bergerak untuk menjadi lebih baik . Juga bersyukur bahwa aku bisa selalu belajar dari bocah kecilku.

Mengapa mencemaskan Hal yang kurang perlu dan kurang penting ? Lebih baik koreksi diri dan memberikan teladan yang baik

Salah satu kunci mengatur keuangan, pastikan untuk bisa membedakan kebutuhan vs keinginan pada saat belanja ^^

fokus pada talenta, dan bukan malah selalu galau dan mengeluhkan keadaan atau nasib

Carilah teman sebanyak2nya, ngga perlu pilih2 dalam berteman, yang penting Baik dan menerima kita apa adanya . Syukur2 jika menemukan yang setipe

Yeah , aku tipe wanita pendiam, Ga cerewet, Ga banyak omong, kalo lagi ketemuan ama temen2 lebih suka jadi pendengar.
Kadang ada yang menganggap diriku Ga asik, Ga gaul, Ga seperti tipikal wanita umumnya.
But hey, that's me, and it makes me special and limited edition, wkwkwwk Selamat soreee

jika pasangan kita bekerja di :
-luar kota, syukurlah meski di luar kota masih tetap satu propinsi
-luar propinsi, syukurlah masih tetap satu pulau
-luar pulau, syukurlah masih tetap satu negara
-luar negeri, syukurlah masih tetap satu benua
-luar benua, syukurlah masih tetap satu planet
-luar planet, syukurlah masih tetap satu sistem tata surya  hihihi...
selamat siaaang

kecantikan ...
terpancar dari senyum tulus yang selalu membuat wajah kita berseri-seri yang membuat orang tidak akan memikirkan betapa tidak sempurnanya wajah dan bentuk tubuh kita  tapi yang membuat orang lain ikut tersenyum bahagia  gut morning

Bersyukur bagi mereka yang sudah menemukan true passion-nya dan menjadikannya sebagai profesi.
Namun bagi yang belum, janganlah berkecil hati, galilah semua talenta, cobalah dan pelajari hal baru, selalu peka kepada semua peluang, dan semoga segera menemukan true passion-mu juga. Selamat pagi teman

Learn how to communicate well will make our life easier and more happy  ,
If you mad , say it
If you sad, tell it
If you happy , share it
Etc ... Selamat sore teman

Kesuksesan atau keberhasilan itu relatif dan tolak ukurnya sangat beragam.
Ada yang diukur dengan kekayaan/materi, karir bagus, bisa keliling dunia, tubuh idaman, punya banyak teman, keluarga bahagia, de el el.  Salah satu definisi orang sukses versiku ialah dia yang mau belajar dari kesalahan, mampu mengatasi kesalahannya, dan tidak akan mengulang kesalahan yang sama.  Happy weeknd teman

Pada dasarnya anak tidaklah tahu apa itu barang mahal atau tidak, anak hanya tahu barang yang menyenangkan atau tidak .
Jelas lebih asyik memberi banyak Kasih sayang yang menyenangkan daripada materi berlebihan ^^

Sama sekali tidak setuju dengan anggapan apriori bahwa barang di mall selalu bagus dan barang di pasar selalu jelek

Hidup adalah pilihan, jika sudah memilih maka cintailah dengan sepenuh hati.
Ada banyak alasan mengapa aku memilih profesi full time mom, ketika ditanya. Biasanya oleh teman-teman baik yang sudah mengenalku sejak lama sebelum menikah.
Bukankah lebih baik melanjutkan karir yang cemerlang, bisa terus bersosialisasi dengan para kolega, mempunyai berbagai aktifitas dan ilmu, de es be.
YA, memang pilihan yang sangat menarik, masuk akal dan positif.
Biasanya kumulai dengan jawaban bahwa aku sudah kenyang dan puas berkarir saat sebelum menikah. Dulu saat memilih pekerjaan aku sengaja mencari profesi yang memang aku incar dan puji syukur semua terkabul.
Alasan lain yang mungkin sepele ialah aku tipe orang yang menyukai kebebasan, dengan menjadi full time mom alias ibu rumah tangga, aku bisa bebas memakai waktu, bisa juga bebas melakukan hobby, bisa bebas dari tuntutan penampilan sempurna, bisa bebas bepergian , de el el.
Pemikiran lainnya ialah dengan profesi ayah Allen yang tidak memungkinkan kami untuk selalu bersama, maka akan sangat menyedihkan bagi Allen jika harus kehilangan banyak waktu bersama ayah bundanya sekaligus setiap harinya.
Saat ada kalanya jenuh hanya di rumah, pernah kucoba menjalani profesi sebagai online seller (reseller,supplier, dropshipper, produsen), dan juga sebagai penulis (buku antologi dan artikel majalah).
Apakah ayahnya Allen melarang aku bekerja? tidak sama sekali. Itu murni keinginanku. Kami berdua sepakat untuk membagi peran seperti saat ini dalam rumah tangga.
Apakah aku ibu rumah tangga yang baik? Apakah aku sudah menjadi ibu rumah tangga idaman? Apakah aku sudah mendidik dan mengasuh anak dengan bagus?
TIDAK, semua belum kulakukan dengan sempurna, tapi aku akan terus berusaha melakukannya dengan cukup baik setiap harinya untuk keluargaku. God Bless Us and You

every family have their own problem, keep pray and do our best

semakin bertambah umur dan semakin bertambah tahun menjadi seorang bunda, semakin peduli dan awas dalam berucap.  punya pengalaman dengan teman yang dengan mudahnya tidak menepati ucapannya sendiri. Mungkin sepele baginya saat mengajak untuk ketemuan dan dibatalkannya sendiri tanpa pemberitahuan.
punya pengalaman juga mendapat sms untuk liputan wawancara via email dan telfon soal bisnis onlineshop, tahun lalu dari tabloid peluang wirausaha, tahun ini dari tabloid bisnis Indonesia. Saat lama tidak ada kabar , setelah dikonfirmasi dengan mudahnya dijawab sudah punya narasumber lain, sedang yang satu malah tidak ada balasan. Hahaha. woles ajalah, yang penting ternyata sudah ada notice bagi mereka.
kemaren mendapat sharing pengalaman juga dari seorang saudara tentang kisah majikannya yang juga dengan mudahnya berucap hal yang palsu. Ah, syukurlah kalau sekarang sudah tidak perlu bekerja disana.  pengalaman yang membuat semakin banyak merefleksi diri, apakah memang tidak berbuat hal yang sama, apalagi dengan tanggung jawab menjadi teladan bagi seorang anak

menjadi orang tua itu mengemban amanah yang memang tidak mudah
apalagi bersikap tentang segala hal yang menyangkut sang buah hati
saat orang berkomentar miring terhadap putra kita tentu membuat emosi bisa terpancing
pliss dehhh , kalo mengucapkan kalimat yang umum aja bisa ngga sih hehehe, kok seperti ga pernah lihat kasus lain yang serupa
yah , dianggap aja mungkin wawasan dan pergaulannya memang sempit
kita doakan saja buat mereka yang seperti itu

Begitulah, sampai sekarang masih aktif buka facebook tapi udah hampir ga pernah uplod foto untuk narsis atau nulis status yang ga penting2 amat. Album foto yang dulu banyak banget sekarang udah ga ada hehe. Facebook cuman untuk membaca berita yang biasanya diuplod oleh teman-teman :)  
 

Template by Web Hosting Reviews