Rabu, 29 Oktober 2014

Jangan kuatir bunda, aku akan bisa pada waktunya

Saat baru manjadi seorang ibu, aku belum punya pengetahuan parenting apapun. Aku cuman mengandalkan buku dan browsing artikel di internet, juga bertanya pada keluarga dan teman

Ada banyak momen suka duka yang kualami saat mengasuh Allen kecil.
Ketika dia sering muntah, beberapa kali kubawa ke dokter anak untuk konsultasi. Kata dokter tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena mungkin sistem pencernaan Allen belum berkembang sempurna. Namun tetap saja aku khawatir karena setelah minum susu, dan saat sedikit menangis, sedikit batuk, atau posisi yang tidak benar, langsung keluar dimuntahkan semua kembali.
Dan aku gampang uring-uringan kalau sudah ada peristiwa muntah.
Cerita lain lagi pernah membawa Allen untuk diuap pakai alat di dokter spesialis anak, yang ada hanyalah aku tidak sanggup melihat dan mendengar Allen menangis kencang histeris minta dilepas. Padahal sang suster perawat mengatakan belum selesai, aku sudah segera meminta untuk dihentikan.
Sakit yang lain lagi adalah timbulnya bercak merah di sekujur tubuh Allen , sampai kami membawa Allen ke dokter spesialis di luar kota. Dan itulah pertama kalinya Allen naik kereta api dari Mojokerto ke Surabaya. Allen didiagnosis mengalami alergi susu sapi, sehingga untuk kebutuhan susunya memakai susu soya. Tapi setelah umur setahun puji syukur alerginya sudah tidak muncul, dan Allen bisa mengkonsumsi susu sapi lagi.

Kegembiraan seorang ibu dan orang tua pada umumnya ialah saat pertama kali anak bisa melakukan sesuatu. Momen-momen yang berkesan.
Seperti saat pertama kali Allen miring, tengkurap, duduk, merangkak , berdiri, melompat, berlari.
Juga saat pertama kali bisa mengucapkan kata pertamanya juga namanya sendiri.
Lalu saat bisa makan sendiri, atau melakukan permainan dan aktifitas apapun yang dulunya belum bisa.

Namun di sepanjang perjalanan mengasuh Allen. Kadang aku pun memaksakan keinginan agar Allen segera bisa melakukan sesuatu. Hal ini biasanya timbul kalau ada rasa membandingkan dengan anak lain.
Seperti misal saat aku ingin Allen bisa segera naik sepeda roda dua. Sejak Allen umur 2 tahun sudah kami belikan sepeda roda 4. Dan ketika Allen berumur 4 tahunan aku berusaha keras melatih Allen untuk bisa naik sepeda roda dua. Dan biasanya saat melatih, aku pun gampang emosi kalau Allen tidak segera bisa.
Ada beberapa kejadian serupa untuk masalah lain. Pokoknya saat itu rasanya aku pengen Allen segera bisa. No kompromi.

Proses menjadi ibu yang baik memang kuakui sangat alot jalannya.
Puji syukur aku memperoleh kesadaran diri untuk tidak melulu membandingkan kemampuan Allen.
Aku menjadi lebih santai dan membiarkan Allen berusaha melakukan sesuatu tanpa paksaan.
Kalau memang Allen belum atau tidak berminat maka aku juga tidak mewajibkan harus bisa.
Ataupun jika kuanggap Allen perlu belajar beberapa hal mendasar, maka aku harus lebih sabar dari sebelumnya saat mengajari.Seperti misalnya mengajari cara mandi, berpakaian, dan sebagainya .
Saat mengajari kadang aku tambahkan metode khusus, yakni dengan memberi reward. Seperti jika Allen bisa mengulang 10 kali membuat ikatan simpul, maka akan aku belikan dvd dino train kesukannya.

Yang penting anak tidak merasa terbebani dalam melakukan sesuatu, dan kita harus terus pupuk kepercayaan dirinya.
Kita juga tidak perlu membandingkan dengan anak lain, karena masing-masing punya milestone sendiri.
Seperti masalah yang lagi trend bagi anak TK yakni isu calistung. Dari awal aku tidak secara khusus mengajari Allen baca tulis, juga tidak pernah berniat memasukkan Allen untu ikut les masalah baca tulis. Sebab aku sepakat dengan prinsip yang mengatakan bahwa anak TK belum saatnya untuk calistung. Sekilas aku hanya mengajari suku kata saja seperti ba bi bu be bo ,ca ci cu ce co dan seterusnya tanpa melatihnya untuk membaca. Namun karena Allen punya bakat belajar otodidak yang baik, dia akhirnya bisa. Aku pertama kalinya juga merasa kaget saat tahu Allen bisa membaca dengan lancar.

Akan bisa pada waktunya,....
Kita tidak perlu tergesa dan membuat anak terburu-buru untuk harus bisa melakukan semuanya.
Berdasar pengalamanku, Allen akan lebih cepat menguasai sesuatu jika dia menemukan sendiri caranya.
Dan hari ini,  Allen meminta untuk latihan sepeda roda dua. Seperti biasa aku memegangi dari belakang. Pelan-pelan aku lepaskan pegangan, dan ternyata Allen bisa mengayuh sendiri tanpa jatuh Yeay Allen sudah bisa naik sepeda roda dua.
Jumat, 24 Oktober 2014

Menahan diri dan Sabar

Sampai kini aku kudu harus banyak belajar untuk menahan diri dan sabar.
Sudah baca banyak teori tapi pada saat praktek kok ya susyah amiir
Setiap saat, apalagi saat ulang tahun, aku selalu menyisipkan doa untuk bisa lebih banyak menahan diri dan sabar

Menahan diri untuk tidak kepo, menahan diri untuk tidak ikut campur urusan orang, menahan diri untuk tidak bergosip, menahan diri untuk tidak gampang emosi, menahan diri untuk tidak pamer, menahan diri dari godaan, menahan diri untuk tidak iri dan sirik, menahan diri untuk tidak berpikiran negatif
Sabar dalam mengasuh anak, sabar dalam mengurus keluarga, sabar dalam bertindak, sabar dalam menghadapi orang lain

Semoga setiap harinya aku bisa menjadi lebih baik, hehe... amin
Kamis, 23 Oktober 2014

Aku dan skoliosis

Apaan itu skolisosis? banyak yang bertanya arti istilah ini. Dulu saat belajar di bangku sekolah seharusnya sudah pernah diajarkan tentang keadaan tulang belakang manusia, jika bengkok ke depan namanya lordosis, jika bengkok ke belakang namanya kifosis, jika bengkok ke samping namanya skoliosis.

Aku tahu kalau punya skoliosis saat SMU kelas 2 secara tak sengaja. Ceritanya saat itu ada kejadian di asrama  yang membuat aku harus berobat ke dokter, nah si dokter ini malah bertanya kok tulang belakangku tampak miring. Berawal dari situ aku menerima kenyataan kalau tulang belakangku miring dan tidak normal. Reaksi pertama , aku sedih , menangis, bingung.
Namun dukungan dari orang tua dan teman membuatku lekas pulih. Aku menjalani sesi terapi, foto rontgen dan mengunjungi dokter spesialis fisioterapi. Kata dokter penyebab skoliosis ini bisa bermacam-macam, mungkin saat dari kecil ada kesalahan sewaktu posisi digendong, atau kebiasaan salah waktu duduk, atau pernah jatuh, atau mungkin juga saat membawa tas selempang bebannya berlebihan. Kalau tidak salah ingat, kurva kemiringanku 44 derajat miring ke kanan. Jadi tulang belakangku bentuknya seperti huruf S .
Oleh dokter lalu aku diharuskan memakai brace supaya tulangku bisa  kembali lurus, dan wajib dipakai sampai masa pertumbuhanku berhenti di usia 22 tahun. Aku membayangkan harus memakai selama 5 tahun, ouchhh mana bisaaa.
Brace yang kupakai bentuknya berupa penyangga yang akan menarik posisi punggungku untuk selalu lurus. Kata dokter selain saat mandi, maka brace harus terus dipakai.
Aku pun mulai memakai brace di awal kelas 3 SMU. Namun kupakai hanya saat berada di asrama, jika ke sekolah aku tidak mau pakai.
Saat sedang memakai brace aku merasa semua mata anak asrama selalu tertuju padaku, dan aku merasa seperti orang yang dikasihani.Tetapi sebetulnya semua teman asrama juga para suster mendukung kesembuhanku.
Teman sekolah di luar asrama yang tahu pun hanya beberapa, saat mereka berkunjung ke asrama.
Yang juga melegakan teman dekatku pada waktu itu juga tidak mempermasalahkan keadaan fisikku dan malah terus mensupport kesembuhanku. Jadi aku tidak punya perasaan minder atau perasaan negatif lainnya.
Brace akhirnya hanya aku pakai selama satu setengah tahun saja. Saat kuliah lalu bekerja aku tidak pernah memakai lagi.
Sempat panik kala aku menikah lalu hamil, apakah nanti berpengaruh pada proses kelahiran, namun kata dokter kandungan hal itu tidak berpengaruh.
Di facebook aku juga bergabung dengan grup Masyarakat Skoliosis Indonesia, ternyata banyak kasus yang lebih parah, dan tidak sedikit anggota yang merasa bermasa depan suram karena skoliosisnya.
Aku bersyukur pada keadaanku dan hanya terus mensugesti diri bahwa aku dan skoliosisiku baik-baik saja, aku juga malah jarang mengingat tentang skoliosisku .
Hanya pada saat kondisi dimana punggungku capek saja baru aku teringat lagi.
Sebenarnya aku punya keinginan untuk foto rontgen lagi , melihat apakah kurva kemiringanku bertambah, tetap atau berkurang, namun sampai detik ini aku tak pernah melaksanakan niatku ini.

ini yang seharusnya kupakai selama minimal 5 tahun



Setelah tenar?

Ada orang yang memang mempunyai tipikal selalu ingin diperhatikan, selalu ingin bikin sensasi, selalu ingin tampil di media, selalu ingin eksis selamanya.

Sebenarnya jika mereka terkenal karena punya prestasi tidak masalah, atau jika mereka memang terkenal karena punya dampak positif bagi masyarakat juga malah bagus.

Tapi jika beken dan ngetop karena gosip lebay dan alay, atau karena gembar gembor masalah pribadi, atau disebabkan punya citra negatif di masyarakat , apa ya pantas

Aku pribadi juga sempat merasakan ngetop sesaat, setelah pernah tampil di media cetak nasional. Dan rasanya memang merasa istimewa. Ada yang bisa kubanggakan, ada yang bisa kupamerkan, ada foto dan cerita yang bisa kupampang di sosmed. Tapi hal seperti itu bagiku lama kelamaan menjadi beban, karena prestasi pertama yang sudah aku raih, maka ada rasa berkewajiban untuk terus meraih prestasi-prestasi selanjutnya, aku jadi rajin mencari info lomba ini itu, daaaan....  saat aku tidak bisa meraih prestasi apapun, tumbuhlah perasaan minder, disusul kelakuan yang gampang uring-uringan dan sensitif.
Bersyukur aku menjadi lebih sadar dan semakin mengenal diri sendiri, kalau aku bukan tipikal orang yang mampu untuk menjadi sorotan.
Karena aku belum bisa membagi waktu dengan baik antara ambisi pribadi dengan keluarga.
Aku memilih menjalani hidup dengan santai, tidak ngoyo lagi harus mengejar prestasi dengan sengaja.

Karena prestasi sesungguhnya menurutku ialah mengalahkan ego diri sendiri terlebih dulu. Setelah itu barulah kita kerjakan apa yang bisa kita lakukan untuk lingkungan dan masyarakat. Maka penghargaan akan datang dengan sendirinya.
Selasa, 21 Oktober 2014

Presiden baru, harapan baru

Selamat kepada pak Jokowi - JK yang akan menjabat 5 tahun ke depan sebagai presiden dan wakil presiden RI
Tidaklah mudah untuk menjadi pemimpin di negara dengan jumlah penduduk yang besar, berbentuk kepulauan dengan segala macam peninggalan kasus KKN yang tak kunjung tuntas (malah terus bertambah)
Namun bagi aku yang tak terlalu paham politik, pak Jokowi merupakan wajah baru yang membawa harapan baru
Pak Jokowi dengan kredibilitas yang bersih , sederhana dan merakyat merupakan teladan pemimpin yang baik
Sehingga para pemegang pemerintahan di bawah presiden seperti menteri, gubernur, walikota, camat, lurah juga diharapkan bisa berubah baik dalam melayani masyarakatnya
Semoga isu KKN, SARA, kemisikinan, kriminalitas, kekerasan anak, dan hal negatif lainnya bisa berangsur padam
Semoga Indonesia lebih banyak mengeksport, banyak melahirkan profesi spesialis, banyak memajukan kebudayaan dan keindahan alamnya
Aku berharap selama 5 tahun ke depan, pemimpin bersama dengan rakyatnya bisa bekerja sama untuk membuat negara kita lebih baik dari sebelumnya

Semoga kita semakin nyaman tinggal di negri sendiri, semakin bangga akan Indonesia
Sabtu, 18 Oktober 2014

Wiken seru bareng Allen dan Ayah Allen

Sabtu ini rasanya seru abis, dari pagi hingga malam.
Dimulai dari jam setengah 6 pagi, ayahnya Allen baru datang ke rumah setelah perjalanan panjang Bandung - Madiun.
Kami berdua ngobrol ketawa ketiwi kemudian Allen bangun dan ikut nimbrung.
Namun karena semua masih pada ngantuk, kami lalu malas-malasan di depan tivi. Kasur dari kamar kami pindah ke ruang tivi. Mungkin ada sekitar satu jam. Lalu bergantian kami mandi.
Setelah berpakaian rapi, kami pergi untuk mencari sarapan. Puji syukur dekat rumah kami banyak warung makan enak. Kami makan di warung nasi pecel dengan lauk daging bali di jalan Trunojoyo. Nyammm lezat.
penampakan nasi pecel bali

Perut pun kenyang. Kami pun pulang. Sebelumnya kami mampir ke warung untuk belanja bahan masakan. Ayah Allen lagi kepengen banget makan tempe mondhol (istilah Banyumasan). Yakni tempe yang belum sepenuhnya matang, jadi kedelainya masih sedikit pecah-pecah.
Namun ternyata sampai di rumah , dan membuka bungkusan tempe, ternyata kedelainya masih benar-benar mentah dan belum menyatu oleh ragi. Jadi Ayah Allen memutuskan untuk kembali lagi ke warung membeli tempe yang sudah matang.
Aku mulai beraktifitas memasak, sedangkan Allen dan ayahnya sibuk mencuci tas sekolah Allen.
Menu makan siang berupa tempe goreng dan sop siap tersaji, dengan tambahan buah semangka merah segar sangat cocok di udara panas.
Jam 12.00 kami semua kenyang dan mengantuk, akhirnya tidur siang pun dimulai.
Jam 15.00 kami semua bangun.
Melakukan aktifitas rutin di sore hari, menyiram tanaman, menyapu halaman, setrika.
Lalu ayah Allen memeriksa lagi bakal tempe yang dibeli pertama kali, ternyata sudah ada beberapa yang setengah matang alias sudah menjadi tempe mondhol. Dan digorenglah tempe kesukaannya itu untuk lauk sore.
penampakan tempe mondhol sebelum digoreng

Dimakan dengan nasi hangat, hehe ayah Allen menemukan surga kecilnya. Sampai-sampai selesai makan, ayah Allen  mendapat inspirasi menuliskan kisah si tempe mondhol di blognya.
Di petang hari Allen dan ayahnya bermain berdua, sementara bunda mendapat me time untuk mengotak-atik tampilan blognya.
Jam 19.00  aku mengajak Allen dan ayahnya untuk pergi mencari singkong keju, jajanan favoritku.
Dalam perjalanan pulang, Allen minta untuk mampir bermain di Taman demangan. Taman demangan adalah ruang terbuka untuk publik, berupa taman dengan isi aneka mainan untuk rekereasi anak-anak. Kami pun ke sana. Suasana di Taman Demangan sangat ramai saat malam minggu. Tampak banyak anak bermain inline skate, penjual jajanan, wahana bermain yang ramai, sampai ada juga komunitas kecil yang membawa hewan peliharaan berupa musang untuk dipamerkan.
Kami membeli es jeruk peras segar dulu karena kehausan. Lalu Allen memilih untuk bermain becak hias. Yang berarti aku berduet dengan ayah Allen untuk menggenjot si becak.Sehabis tiga putaran, kami berhenti.
Allen lalu memilih bermain ayunan perahu naga (kora-kora). Biasanya yang menemani hanya aku, tetapi kali ini Allen ngotot pengen ayahnya juga harus ikut naik.
Walhasil kami bertiga bermain ayunan bersama. Sayang banget aku ngga membawa kamera, karena ternyata saat itu adalah momen kedua untuk ayah Allen bermain wahana kora-kora. Pertama kali saat kelas 3 SD yang berakhir tidak menyenangkan. Hehehe ayah Allen sangat deg-degan,ga karuan ,aku geli melihatnya. Puas bermain, kami beli cimol dulu sebelum ke parkiran.
Kami lalu makan malam di The Djawa, yakni warung makan dengan konsep angkringan. Aku suka makan di sana karena bisa menemukan suasana nostalgia seperti saat masa kuliah makan nasi kucing di angkringan Jogja. Malam itu ada live music, berupa orkes keroncong. Asik bingit.

Perut sudah kenyang, kami berangkat pulang.
Sesampai di rumah, cuci kaki, menulis buku harian, sikat gigi, membacakan cerita untuk Allen. Bersiap tidur mimpi indah.

Mungkin bagi keluarga lain cerita ini biasa saja, tapi bagi kami ini salah satu wiken yang seru.
Kamis, 16 Oktober 2014

Ih Syerem

Suatu waktu aku dan Allen berkesempatan untuk jalan-jalan menikmati sebuah mall baru. Seperti biasa aku ingin mengajak Allen bermain di wahana bermain indoor.
Ternyata sampai di sana, suasana mall masih terbilang sepi. Bangunan mallnya terdiri dari 4 lantai dengan nuansa dekorasi ala romawi, banyak pilar, patung dan ukiran bertebaran di dalam dan luar gedung. Aku berencana menyusuri tiap lantai dulu sebelum ke tempat bermain. Dari lantai bawah aku sudah mendengan suara yang tidak lazim dan aneh. Seperti campuran raungan, pekikan dan geraman. Namun aku tidak terlalu memikirkannya.
Aku dan Allen naik eskalator, berkeliling seluruh lantai, lalu naik lagi, dan seterusnya.
Sampai di lantai ketiga, suara yang kudengar dari tadi makin kencang dan makin dekat. Allen juga mendengarnya dan menggenggam tanganku lebih erat.
Kami menyusuri lantai tersebut perlahan. Sampai di sebelah kanan kami ada ruangan besar gelap, berwarna hitam, dari sanalah suara-suara tadi berasal. Tempatnya seram membuat bulu kuduk berdiri.
Sekilas aku melihat penampakan sosok berbaju putih berambut panjang dengan mata mendelik marah.
Ruangan yang seperti rumah hantu. Allen segera mengajak aku berlalu.
Aku juga setuju dan segera melanjutkan langkahku untuk menemukan eskalator turun.
Di antara suara jeritan yang menakutkan, aku mendengar suara renyah mas-mas yang membujuk segerombolan ABG untuk membeli tiket masuk.
Hahaha dahsyat, baru kali ini aku nemu rumah hantu dalam mall.

Pengalamanku masuk rumah hantu kayaknya seumur hidup baru 3 kali aja. Sewaktu SD /SMP dua kali, dan yang terakhir waktu kuliah, masuk rumah hantu di acara sekaten.
Rumah hantu menurutku asyik n menegangkan, bener-bener uji nyali, Kita kudu siap kaget berkali-kali, menutup mata, dan teriak. Hehehe kalau punya jantung lemah ga boleh ikutan. Padahal aslinya kita tahu kalau hantunya cuman boneka atau gambar atau orang yang menyamar. Seharusnya sih kita juga sah-sah saja kalau nampar atau mukul hantu yang tiba-tiba nongol ngagetin hihi.
Buat yang belum pernah nyoba, ayo nyoba, sekali aja seumur hidup ga papa kok hehe, dijamin ga ketagihan.

Harus sepakat dong

Memang menjadi orang tua itu sama dengan sekolah, pasti ada pelajaran baru yang harus dimengerti dan ada ujian yang harus ditempuh.
Dalam mengasuh Allen, kami berdua mulai dari nol, alias belum punya pengalaman apa pun soal bayi dan anak kecil. Namun perlahan kami memulai bersama setapak demi setapak.
Aku bertindak sebagai full time mom, karena ayah Allen bertugas dinas di luar kota. Saat itu, emosiku biasanya lebih gampang naik karena mungkin aku perlu mendapat me time.
Sampai Allen umur 5 tahun, kami sungguh masih banyak berjuang untuk menjadi orang tua yang baik, untuk lebih mengontrol emosi. Puji syukur saat ini kondisi kami bisa lebih baik dibanding sebelumnya.
Kami banyak belajar tentang parenting. Bagaimana cara menyalurkan emosi yang baik. Aku sungguh menyesal jika mengingat perlakuan yang tidak sepantasnya kuberikan kepada Allen sebagai orang tua. Karena aku ingin Allen punya banyak kenangan indah saat masa kecilnya, terutama memori bawah sadar yang bahagia.

Salah satu pelajaran penting dalam parenting ialah, kedua orang tua harus punya satu pandangan dalam mendidik anak.
Ini perlu supaya anak tidak menjadi bingung, karena yang diajarkan kedua orang tuanya berbeda.
Jika salah satu orang tua sedang mendisiplinkan anak, pasangannya juga tidak boleh langsung  ikut menengahi, sehingga akan memunculkan peran orang tua baik dan orang tua tidak baik bagi anak.
Atau saat salah satu orang tua sudah membuat kesepakatan dengan anak, maka pasangannya juga harus konsisten akan keputusan yang sudah dibuat.

Diperlukan ekstra tenaga dan pikiran ketika sudah menjadi orang tua.
Bersyukur selalu karena kita sudah diberikan kepercayaan menjaga titipan Tuhan.
Senin, 13 Oktober 2014

Sekeping Kemarau


Sang energi kehidupan. Matahari saat jam 12.00 siang

Semua butuh keseimbangan, sesuatu yang ekstrem biasanya tidaklah baik

Jika kita menggunakan kosakata musim panas, bayangan kita biasanya adalah tentang liburan. Tetapi kalau kita memakai kata musim kemarau, yang terbayang adalah kekeringan, debu pasir, penyakit bahkan kebakaran hutan. Banyak yang mengeluh di musim kemarau, aku sebagai seorang ibu juga terkena dampaknya, berusaha menjaga kesehatan keluarga karena saat ini sangat rentan untuk gampang sakit. Namun bagi beberapa pelaku usaha tertentu , musim kemarau kadang malah membawa berkah.

Berikut adalah sepenggal kisah singkat yang  kualami hari ini tentang hunting foto bertema kemarau. Dimulai di pagi hari setelah mengantar Allen sekolah aku mengambil beberapa foto di lingkungan tempat tinggal kami di kota Madiun. Kemarau disini masihlah bisa teratasi, aku salut bagi mereka yang bertahan hidup di daerah yang lebih panas dan lebih susah mendapat air.

Di dekat kompleks rumah kami, ada semacam tanah rawa kosong yang saat musin penghujan penuh ditumbuhi tanaman kangkung. Di foto di bawah ini, di sebelah kanan belakang Allen, di kejauhan tampak seorang ibu yang berjongkok sedang memanen kangkung. Ibu ini mendapat berkah dengan menjual kangkung yang didapatnya secara gratis untuk menambah penghasilannya.


Selain memanen kangkung, berkah lain saat musim penghujan ialah rawa ini berisi ikan. Tampak di foto berikut, Allen bersama pakdhe-nya melihat keriuhan para pemuda yang asik memancing ikan dengan ceria hampir setiap sore.


Kini saat memasuki musim panas, yang berkelanjutan menjadi musim kemarau akhirnya semua menjadi kering, menguning, dan mati. Si ibu pemanen kangkung kehilangan salah satu sumber penghasilannya, kebersamaan para pemancing ikan juga hilang, juga domba-domba yang selalu merumput di tanah lapang dekat rawa juga kehabisan rumput hijau. Ada keceriaan yang terenggut.

Akibat musim kemarau pada alam tampak pada beberapa foto yang kuambil hari ini sebagai berikut:

tanah rawa yang pecah-pecah dan gersang
 


pohon yang kehilangan daun-daunnya

rumput ilalang yang menguning

daun jati yang indah karena gugur dan mengering

Break sejenak. Kemudian siang sepulang sekolah, bersama Allen , aku mampir ke alun-alun. Aku ingin hunting foto disana. Aku ingin mencari sisi lain kemarau. 
Kepanasan dan kehausan, maka apa yang kita perbuat untuk mengatasinya untuk bertahan? 
Berteduh dan memuaskan dahaga dengan air sejuk.

Mari berteduh dan menikmati segelas minuman. Berkah bagi penjual es.
Hampir mengakhiri sesi hunting, tiba-tiba aku melihat mobil tangki berjalan perlahan di pinggir alun-alun. Dan dengan sigap seorang bapak membawa selang besar, mengarahkannya ke barisan tanaman layu yang berderet tanpa daya. Si bapak dengan telaten melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh. Air segar segera menyembur menghujani dan menyegarkan mereka. Aku segera mengambil momen yang spesial ini. Bagiku foto terakhir ini merupakan foto penutup klimaks dari rangkaian foto yang aku ambil.


Apa jawaban masalah di musim kemarau? Ya untuk menyeimbangkan panas terik yang dirasakan oleh makhluk hidup, kita perlu air.

Musim kemarau adalah tentang seni beradaptasi dan bertahan hidup.
Kita akan merasakan keindahan dan banyaknya warna di musim kemarau jika mampu melampauinya.
Dan di saat seperti ini kita diharapkan untuk peduli dan lebih peka terhadap lingkungan dan sesama.
Kita lakukan bersama untuk mengatasinya dan membuat keadaan menjadi baik.




Sabtu, 11 Oktober 2014

Pilih bahagia atau diet?

Kaum ibu juga ga kalah seru melangsingkan dirinya bila melihat ada sesama ibu lain yang memang lebih langsing darinya
Buat aku sih hal yang manusiawi dan wajar. Kami para ibu yang berbadan melar pengen deh bisa menghilangkan timbunan lemak beberapa kilo. Apalagi biasanya dialami para stay at home mom yang mobilitasnya tidak sepadat working mom.
Aku juga pernah melakukan diet dengan pola mengurangi karbohidrat alias tidak banyak makan nasi. Dan memang efeknya cepat terasa, bobot 62 kilo bisa susut kembali ke bobot 55 kilo, seperti bobot sebelum menjadi seorang ibu.
Namun dalam perkembangannya aku tidak berhasil , alis jebol juga pertahanan untuk diet seperti itu. Kembali ke istilah, kalau ga makan nasi itu berarti belum makan. Berat badan naik lagi ke angka 60. Sempat juga ikut senam tapi juga berhenti lagi.  Hahahaha.
Saat kumpul bersama para ibu yang lain, hal basa-basi yang kerap ditanyakan adalah, wah kok sekarang langsingan apa resepnya (kalau saat berhasil diet) , atau wah kok sekarang gemukan ya .
Obrolan khas para ibu yang saling mengomentari fisik mereka. Kadang juga curcol kalau mereka sedang rajin senam, atau sedang melakukan diet.
Aku sih menanggapi santai saja keadaan semacam itu.
Sekarang aku ngga akan ngoyo diet. Prinsipku asal jangan sampai obesitas aja. Aku bukan public figure, aku bukan artis, selebritis, sosialita yang mengharuskan tampil dengan tubuh langsing.
Aku adalah bunda yang akan memasak makanan enak dan makan bersama keluarga kecilku.
Aku adalah bunda yang juga kerap jajan dan mengajak keluarga kecilku menikmati petualangan kuliner di berbagai warung makan lezat.
Aku adalah bunda yang juga sadar akan kesehatan dan berusaha menerapkan pola makan yang baik.
Aku adalah bunda yang memilih bahagia.

Mainan klobot

Sekali memasak, semua bahan pun habis terlampaui
Hahaha geje banget deh peribahasanya. Biar paham maksudnya,  ceritanya kurang lebih seperti ini.
Di pagi hari yang indah, angin sepoi semilir, terdengarlah bunyi suara mengalun merdu,
"Sayuuuurr....."
Dan dengan muka masih setengah ngantuk, aku pun menyambut khidmat sang ibu penjual sayur yang lewat depan rumah.
Kali ini sang sayur beruntung yang menjadi pilihanku adalah dua buah tongkol jagung manis.
Ditambah beberapa bahan lain, aku pun membayar, dan pada akhirnya harus melepas kepergian si ibu sayur untuk melanjutkan tugas mulianya berkeliling lagi. Masih sempat terngiang kata favoritnya, "Sayuuuurr....yuuur...yuu.r ...ur....rr". Bergema di kompleks kami.

Rencana memasak dengan menu dadar jagung manis segera aku eksekusi. Allen pun bisa menikmati hasil masakan bundanya yang katanya sih maknyus wkwkwk.
Saat beberes, aku tertarik dengan kulit jagung alias klobot. Teskturnya yang keren saat itu membuat aku mempunyai ide untuk mendaur ulangnya. Lalu aku pun menjemur beberapa helai klobot.
Siangnya aku mengajak Allen untuk membuat mainan memakai karton, gunting, spidol, lem, dan klobot. Pola yang kubuat adalah kepala singa dan seekor ikan. Kemudian kami pasang klobot hingga menjadi mainan wayang-wayangan.
Ya, apa saja bisa menjadi hal yang menarik bila kita mau menggali ide :)



Rabu, 08 Oktober 2014

Bikin lantai rumah jadi ceria

Punya banyak waktu sebaga full time mom itu memberikan kita kesempatan untuk berkreasi sebebas-bebasnya dan sebanyak-banyaknya. Dan menurutku sebagai seorang ibu itu akan lebih baik jika selain berpendidikan tinggi dia juga harus kreatif setiap saat.
Saat Allen berumur 3 tahun, kala itu kami masih tinggal di Jombang,  aku mempunyai ide untuk membuat mainan dari stiker skotchlite , yang biasa dipakai untuk motor. Aku membeli beberapa lembar dengan berbagai warna.
Dan yang kulakukan adalah menggunting stiker dengan berbagai bentuk geometri, seperti segitiga, lingkaran, persegi kotak. Selanjutnya aku tempelkan di lantai. Iya di tiap kotak keramik aku pasang satu bentuk dan kubuat seperti jalur.
Allen senang sekali melihatnya, dia bisa berpura-pura berjalan atau sambil naik mobil-mobilan, menyusuri jalur geometrinya. Sambil bermain seru, otomatis dia juga belajar aneka bentuk dan aneka warna. Jika mau dikembangkan , bisa diajari juga menkelompokkan bentuk yang sama, atau mencari warna yang sama. Sekaligus bisa untuk belajar matematika sederhana, berapa jumlah bentuk yang sama.
Tambahan Bonusnya rumah kita akan menjadi lebih ceria hihihi


Kota hijau

Kok saya ingin ya saat bepergian ke suatu kota tanpa harus merasa berada di dalam hutan reklame.
Kota yang pernah saya kunjungi . terutama di Jawa, selalu saja penuh iklan, ya baliho, poster, spanduk, papan reklame raksasa, tiang lampu jalan raya juga ada iklannya, penunjuk arah warna ijo (kayak ke kantor polisi) juga ada iklannya, layar tivi raksasa isinya juga iklan. Mumet rasanya. Hampir di semua sudut dengan ukuran besar kecil yang ga karuan membuat tampilan kota makin semrawut.
Apa ya ndak bisa toh diatur yang lebih rapi, cantik dan yang penting sedikit aja. huft....

Foto kenangan

Setiap momen dalam perkembangan anak perlu (dan bagiku harus) untuk diabadikan dalam foto.
Ini tidak hanya memberi kenangan buat para orang tuanya, tapi juga bermanfaat buat si anak sendiri, dia bisa mengingat memori indah dan kejadian menarik yang pernah dilaluinya dulu.
Kalau jaman jadul harus perlu kamera untuk memotretnya, kini dengan adanya smartphone, yang sering berada dalam genggaman, kita mudah untuk berfoto setiap saat.
Hasil foto yang dalam bentuk digital biasa kita simpan di notebook, lalu kita upload di sosmed.
Tapi di keluarga kecilku, foto-foto yang berkesan mewakili perkembangan si kecil, tetap aku cetak secara manual dan aku masukkan album foto. Penting bagiku untuk mempunyai hardcopy foto-foto tersebut. Selain lebih mudah diakses, dan bisa dilihat kapan saja tanpa harus menyalakan komputer, Allen juga kelak akan mempunyai album foto yang bisa dia koleksi ketika dewasa.
Sekarang , sampai Allen umur 5,5 tahun ini, kami sudah memiliki delapan album foto. Dimulai sejak foto Allen baru lahir, momen Allen saat di kota Mojokerto, Surabaya, Jombang, Kediri, Malang, Batu, Semarang, Sidoarjo, Jogja, Solo, Madiun, Ponorogo, Magetan, Purwokerto, Bandung, Ambarawa, Bekasi.

Selasa, 07 Oktober 2014

Semua hari itu baik


Keinginan kami, aku dan ayahnya Allen, supaya kelak saat tiba masanya Allen berkarya, dia tidak terjebak seperti pengalaman kedua orang tuanya. Yang selalu menanti kapan wiken, kapan tanggal merah. Kami ingin Allen sepenuhnya menikmati kebahagiaan di semua hari dengan sama baiknya, menghasilkan karya terbaiknya. Amin

Apakah instan identik dengan malas?

Jika ada cara instan , cepat, dan mudah mengapa pilih cara yang rumit?
Well, ada kalimat bijak bahwa jika kita mendapatkan sesuatu dengan cara yang instan maka akan cepat pula kita kehilangannya.
Memang benar , aku setuju. Namun dalam beberapa kasus, hal tersebut kayaknya juga masih sering menjadi pilihan.
Taruhlah aku, seorang bunda , yang ga punya keahlian masak. Saat memang punya niat dan waktu ingin mengeksekusi suatu resep ada, maka dengan rajin akan aku praktekkan langkah-langkahnya.
Tapi di suatu masa yang ga rajin, dan aku ingin membuat masakan njlimet seperti rendang contohnya, dan dalam porsi yang kecil pula, rasanya kok praktis langsung pakai bumbu instan rendang ya.
Dan ketika membuat kue, aku juga awalnya rajin menakar resep, namun sekarang lebih mengandalkan aneka tepung premiks, yang tinggal campur, ublek, panggang, jadi deh
Dalam hal fotografi, sekarang makin banyak aplikasi software yang siap pakai.Ngga perlu ribet belajar tentang lensa, iso, arah cahaya, de el el. Kamera digital saat ini juga sudah disediakan menu otomatis tentang pengaturan. Kalau di smartphone tinggal pakai kamera 360 jadi deh.
Soal dandan, sekarang juga makin instan dengan adanya terobosan bb cream dan cc cream, yang merupakan gabungan berbagai fungsi krim.
Di jaman online ini, semua transaksi perbankan pun rasanya kalau perlu, hanya menekan satu tombol untuk melakukan semua transaksi. Mudah dan cepat.
Kalau dulu saat sekolah, pelajaran seperti fisika atau matematika , pasti memakai rumus yang tercepat supaya bisa segera menyelesaikan.
Pembangunan rumah juga kerap memakai bahan instan siap pakai, seperti misal gentengnya.
Tidak mau kepanasan, ribet parkir, males macet, ada cara instan berbelanja, yup pakai onlineshop. Sungguh sangat membantu terutama buat para emak yang suka rempong dengan bocilnya.
Semua tetap ada kebaikan dan keburukan. Harus dilihat apa persoalan yang dihadapi. Apabila kita keliru memilih menggunakan cara instan padahal akan lebih baik jika memakai cara yang lebih detail, nanti kita hanya akan menyesali hasilnya.

Senin, 06 Oktober 2014

Ilfeel gara-gara status dumay

 Kemudahan teknologi internet, dan banyaknya sosial media membuat kita kudu makin bijak
Sosial media itu apa seh? yang paling gampang jawabnya ialah media buat kita bisa narsis dan eksis di seantero jagad. Mulai dari fb, twitter, instagram, path, pinterest, youtube, kaskus, blog, dan lain-lain
Kita bisa berbagi informasi baik yang positif maupun sebaliknya. Dengan sosmed kita juga bisa membentuk opini publik, membangun komunitas, mengintimidasi seseorang, mencari uang, memperbanyak teman, mencari jodoh, wis pokoke hampir semua bisa deh.
Facebook adalah salah satu sosmed yang aku punya. Dan yang paling sering dipakai pengguna sosmed kebanyakan. Fiturnya sangat user friendly, bisa untuk update status, terkini, terheboh atau status ga penting. Aktifitas pemilik akun facebook adalah membaca status-status tadi.
Saat teman kita menulis berita tentang kehadiran buah hati tentu saja kita merespon, minimal dengan memberi like. Saat teman mengupload foto makanan yang menggugah selera, kadang kita kepo untuk pengen tahu tempat belinya dimana, atau saat teman meng-share berita dari sebuah link kita juga ikut re-share lagi.
Suatu saat kadang teman menulis status yang bikin kita eneg atau bahkan kita merasa "ini orang waras ga sih?" . Status yang berbeda dengan pikiran kita. Status yang kadang bikin kita gondok. Padahal dia teman kita, teman yang memang kita kenal.
Sebagai contoh saat pemilihan pilpres, setiap detik status yang muncul di facebook adalah saling hujat menghujat. Semua merasa yakin dengan pilihan masing-masing. Dan tak pelak aku juga ikut terpengaruh euforia kala itu, teman yang pasang status aneh-aneh ,bikin aku illfeel aku set unfollow , supaya statusnya tidak muncul saat aku buka menu home. Atau mungkin terjadi pada kasus orang lain, dia tidak hanya unfollow, tapi unfriend, bahkan sampai menge-block akun temannya sendiri.
Perang status twitter juga sering terjadi, contoh di kalangan artis. Atau yang baru saja terjadi Status Path seseorang yang kesal karena antrian BBM, juga bikin heboh.
Meski aku tidak 100% benar saat memakai sosmed, aku pun berusaha untuk selalu positif dan tenang, berpikir panjang saat mengunggah status, upload foto, re-share link artikel, atau memberi komen ke akun orang lain. Jangan memancing perselisihan dan perbanyak membagi hal atau informasi yang baik. Berusaha menghargai perbedaan pendapat, dan jika kita memang kesal, jangan diumbar di sosmed untuk kalangan publik.
Jika merasa status yang kupasang bernada negatif ,tak segan aku langsung menghapusnya, supaya tidak berkepanjangan. Namun jika yang kuupload memang bermanfaat (meski sedikit ekstrim) aku tetap pasang.
Teman di dunia nyata yang sudah sedikit jangan sampai berkurang lagi gara-gara putus di dunia maya.


Rabu, 01 Oktober 2014

Tempat-tempat yang harus diketahui Ibu baru

Berikut ini aku mau berbagi tempat-tempat wajib yang harus diketahui oleh para ibu baru, Berdasarkan pengalamanku sendiri sih, baru sampai saat usia Allen 5 tahun ini hehe, jadinya kalau ada yang kurang ya mohon dimaafkan :)

Sebelumnya, terlepas dari tempat-tempat wajib di bawah, berhubung kami tidak memakai jasa asisten rumah tangga, maka kemanapun kami pergi biasanya Allen ikut. Jadi bisa sekaligus mengenalkan Allen pada tempat-tempat baru, semisal ke kantor ayahnya, bengkel, pasar, rumah tetangga, pom bensin, toko buku, bandara,  kantor pos, bank, aneka warung makan enak, stasiun, terminal, stadion olahraga, toko jual tanaman, menjenguk teman di rumah sakit, tempat ibadah, kampus, pameran, arisan, seminar, toko kain,toko komputer, toko bahan kue,tambal ban,  pesta pernikahan teman, tukang jahit, pertunjukan musik, kopdar dengan komunitas online, atau bahkan pernah aku ajak ke stokis (maklum mantan penggiat MLM).

- toko perlengkapan bayi , selama masa kehamilan udah datang ke toko ini buat mencari perlengkapan persalinan, dan juga setelah melahirkan , masih sering ke toko ini buat beli segala hal tentang bayi,mulai dari box bayi, stroller, baju, mainan, popok, alat mandi de el el

- dokter anak, berdasar pengalaman, datang ke dokter spesialis anak cuman saat masih balita, selepas itu kalau saat anak sedang sakit bisa datang ke dokter umum

- pijet bayi, ini kalau di tempatku namanya didadah, dan biasanya oleh para ibu tua , namun mungkin sekarang banyak juga tempat spa bayi modern, berguna buat perkembangan motorik, juga kalau saat sudah menginjak usia setahun ke atas yang sudah belajar berjalan dan banyak tingkah polahnya

-Kalau udah menginjak masa sekolah, mulai deh aktif mencari skula atau tempat kursus yang cocok buat anak dan cocok buat kantong orang tua.

- Yang paling utama adalah tahu di mana ada tempat bermain, wajiiiib banget tahu. Ada tempat bermain indoor, biasanya di mall. Saat ayahnya Allen berpindah-pindah kota untuk bekerja, aku pun ikut menetap atau berkunjung. Di Mojokerto, Jombang, Kediri, Semarang, Jogja, Madiun,Purwokerto, Bandung, hampir semua mall aku datangi, Hehehe banyak yang mengira aku emang tukang shopping atau anak mall. Tapiiii, dengan status yang sekarang, punya buntut satu, aku itu nge-mall untuk menemani Allen bermain. Tiap mall kan wahana bermainnya lain, jadi biar ga bosen.
Tempat indoor yang bisa untuk sarana bermain sambil belajar ialah museum. Seperti museum satwa, museum geologi, museum angkut, museum Mojopahit, museum mata 3D , de es be.
Selain indoor, juga ada tempat bermain outdoor, biasanya di alun-alun, lapangan, candi, naik kereta kelinci dari desa ke desa, perkebunan buah/sayur, tempat pemancingan, air terjun, kolam renang, kebun raya, pasar malam, theme park, peternakan,tempat perkemahan, kebun binatang, tempat outbound, gunung. hutan wisata, telaga, pantai, atau taman kota.
Dan bisa saja kita ajak anak hanya untuk sekedar menikmati keindahan alam tanpa harus mengunjungi lokasi wisata tertentu, seperti memandang hijaunya sawah , birunya langit, indahnya bulan bintang.
Para ibu baru wajib mengetahui tempat menarik untuk anak atau menciptakan "tempat menarik" itu.
Seperti menciptakan pikinik asik di sepetak halaman depan rumah kami ini.



 

Template by Web Hosting Reviews