Tentu saja hak konsumen untuk memilih harga yang lebih murah
Saat membelikan hadiah ulang tahun untuk teman Allen, kami sepakat untuk memberinya sebuah jepit rambut lucu berwarna pink berbentuk kepala kelinci imut. Kami berbelanja di salah satu gerai retail yang sudah terkenal di Indonesia.
Aku melihat di label harga yang tertempel adalah senilai lima ribu, lalu kami membayarnya di kasir dan ternyata nilainya adalah tujuh ribu lima ratus rupiah. Aku lalu menanyakan mengenai perbedaan harganya. Sang kasir beralasan bahwa memang label yang tertempel di barang adalah hanya untuk informasi barcode dan harganya bukan lima ribu.
Sebenarnya aku juga tidak terlalu mempermasalahkan selisih dua ribu lima ratus rupiah. Aku hanya berkata bahwa di beberapa pusat perbelanjaan lain ada kebijakan bahwa harga yang tertera di label biasanya yang akan dipakai. Si kasir lalu akhirnya menyanggupi dengan mengembalikan selisih harga kepadaku.
Teringat kilas balik ketika aku bekerja di toko buku, bahwa memang menjadi tanggung jawab staff toko untuk memastikan bahwa label harga yang tertempel di buku sama dengan di mesin kasir. Dan ketika ada perubahan harga , kami harus mengganti satu persatu label tersebut. Tampak sungguh merepotkan. Namun banyak juga toko yang tidak melabeli satu persatu pada setiap barang, hanya mencantumkan label harga di rak gondola.
Sebaliknya jika terjadi harga di label lebih mahal dari harga di mesin kasir , konsumen tetap juga akan spontan memilih harga yang lebih murah. Kemungkinan memang sedang ada promo diskon.
Kami para pembeli memang sangat sensitif saat menyangkut masalah harga, apalagi jika berbelanja saat bad mood dan perut lapar hahaha.
Sebagai penjual, aku pun memastikan bahwa label harga yang ada di setiap produk jualanku harganya sudah benar |
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkenan memberi komentar