Selasa, 30 September 2014

Sinau boso jowo

Belajar bahasa itu paling mudah jika dilakukan dalam bentuk percakapan
Jika hanya belajar di sekolah yang notabene berupa tulis menulis  dan hapalan, pasti ga akan maksimal deh.
Di keluargaku dari dulu memakai bahasa jowo ngoko untuk percakapan sehari-hari Jadi berasa jawa timur asli rek. (suroboyoan mode on)
Saat kuliah karena tinggal di Ngayogyakarto hadiningrat, jadi menambah perbendaharaan bahasa jogja yang lebih alus.
Akan tetapi saat punya keluarga sendiri, kami memakai bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-hari bersama Allen. Kalau saat berdua dengan ayahnya Allen (yang lahir di Jogja), kami memakai bahasa jawa ala campuran (dan ala kadarnya).
Namun meski kami jarang mengajak Allen memakai bahasa jawa, namun karena dalam pergaulan dengan teman-temannya memakai bahasa jawa otomatis Allen gampang menyerap dan bisa berbahasa jawa walau sedikit.
Aku sendiri dulu rasanya juga bisa berbahasa jawa alus/kromo karena sering mendengarkan percakapan mama. Belajar secara otodidak. Ditambah dengan mempunyai bapak ibu mertua yang juga asli Jogja sehingga bisa menambah kosakata boso jowo alus.
Mungkin Allen juga bisa belajar otodidak saat mendengarkan percakapan ayah atau bundanya dengan orang lain.
Aku ingat saat sering memakai becak langganan di Jombang dulu, aku pasti menggunakan boso jowo alus saat berbicara dengan pak becak. Kalau aku menelpon untuk minta diantar, "Halo pak, saget ngeteraken mboten?" Allen kadang juga akhirnya ikut menirukan kata "ngeteraken" Hehe
Belum ada keinginan untuk menerapkan pemakaian boso jowo secara penuh di keluarga kecilku,hanya  kadang kalau pas ingat aku mengajak Allen berdialog dengan bahasa jawa, tapi banyak lupanya hehe.
Yang penting Allen ngerti dan paham bahwa ada berbagai bahasa, dan salah satunya boso jowo.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkenan memberi komentar

 

Template by Web Hosting Reviews