Suatu siang sebelum menjemput pulang anakku dari sekolah, aku mampir ke toko mainan hendak membelikan hadiah. Cuaca kering dengan suhu yang panas membuat siapa saja mudah untuk tersulut emosinya. Dan itu terjadi padaku. Sang pramuniaga toko, seorang gadis muda dengan wajah memberengut muncul dan dengan sedikit kasar menegur aku supaya tidak meletakkan mainan di sembarang tempat. Aku yang sedang asyik memilih tentu saja sontak terkejut. Kemudian pramuniaga tadi dengan ketus mengembalikan semua mainan yang sedang kupilih ke tempat masing-masing sambil berkata kalau dia nanti akan dimarahi oleh pemilik jika tokonya berantakan. Dengan emosi aku membalas perlakuan sang pramuniaga dengan sama negatifnya. Kejadian yang tidak menyenangkan untuk dialami.
Selang beberapa
minggu, aku mendapat cerita lewat bbm
kurang lebih seperti ini, ada dua orang pemuda yang sedang berada di toko, dan
pramuniaga yang melayani mereka bersikap tidak ramah dan menyebalkan. Pemuda
pertama dengan kesal membalas perlakuan si pramuniaga, sedangkan pemuda kedua
tetap tersenyum dan tetap tenang seperti tidak terjadi apa-apa. Pemuda pertama
pun heran dan bertanya kepada pemuda kedua, kenapa dia tidak marah atas
perlakuan sang pramuniaga. Pemuda kedua menjawab bijak bahwa perlakuan atau
sikap orang lain tidak akan mempengaruhinya, dia memilih untuk tetap tenang dan
itulah yang dilakukannya. Dan karena semua berasal dari diri sendiri untuk
membuat keadaan bahagia atau tidak bukan dari orang lain.
Aku merasa cerita
yang kudapat sama persis dengan yang kualami beberapa minggu sebelumnya, dan
sayangnya aku bersikap seperti pemuda pertama. Mudah terpancing emosi karena
sikap orang lain.Padahal jika kita ingin menjadi pribadi yang bahagia dan
tenang maka apapun pengaruh orang lain seharusnya tidak memberikan perubahan. Teringat
pula pada isi buku yang pernah kubaca, tentang The law of attraction world, jika kita senantiasa berpikir dan
bertindak positif, niscaya kita juga akan mendapatkan hal yang posiitif dan
baik pula. Aku merasa harus lebih banyak belajar untuk mengendalikan diri dan
fokus menjadi pribadi seperti yang kuinginkan.
Dua hari berikutnya aku
juga menemukan kutipan indah dari Dalai Lama, Inner peace is the key: If you have inner peace, the external problems
do not affect your deep sense of peace and tranquility.In that state of mind
you can deal with situation with calmness and reason, while keeping your inner
happiness. That is very important. Without this inner peace, no matter
comfortable your life is materially, you may still be worried, disturbed or
unhappy because of circumstances.
Dan semoga kita semua
segera memperoleh kedamaian hati masing-masing untuk menciptakan hidup yang
lebih baik.
2 komentar:
saya kesentil nih... makasih banyak udah dshare :)
sama-sama mak, aku juga kadang masih mengulangi hal seperti ini hehe
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkenan memberi komentar