Kamis, 31 Maret 2016

Spesialisasi itu lebih dicari

Membaca berita tentang joey alexander dan rio haryanto membuat kita ikut bangga dan senang. Mereka berhasil mewujudkan impiannya dengan kerja keras, konsisten dan pantang menyerah.

Dan membuat aku tersentil juga, apa karyaku yang sudah berumur tigapuluhan (plus) tahun ini.
Aku termasuk golongan generalis, mempunyai banyak kesukaan tapi tanpa ada satu yang benar-benar aku dalami.

Itulah perbedaan mencoloknya dengan dua tokoh di atas. Spesialisasi.
Mereka tahu benar, bahkan sejak belia, apa hobby dan passionnya, dan mereka tekuni dengan serius, dan menjadikannya profesi.

Aku mengingat apa saja passionku, dari sejak kecil memang tertarik dengan hal-hal pengembangan dan motivasi diri (harusnya kuliah psikologi mungkin ya), juga tertarik dagang (sudah benar kuliah di akuntansi, tapi tetep berujung neraca minus), hobby jalan-jalan plus foto-foto jadi satu paket (ya disesuaikan dengan isi dompet) dan menulis (udah bikin blog, hanya sekedar iseng-iseng buat curhat ga jelas). Belakangan karena menjadi seorang ibu, tertarik juga masalah parenting juga hal finansial planning untuk keluarga (biar ga tombok, ampun deh).
Mana spesialisasiku?
Krikk...kriiik...kriik... (sound efek bunyi jangkrik).

Ah kalau begitu ya sudahlah, tulisan ini ditujukan buat pembaca budiman agar bisa mengambil hikmah dari pengalaman saya.
(Saya sendiri juga (masih terus) berusaha mengambil hikmahnya).
Yang pasti jangan menjadi "sok tau" di bidang yang sama sekali kita ga paham.

Milikilah keunggulan spesifik, berprofesilah sebagai seorang spesialis. Niscaya pasti sukses (asal juga berbudi pekerti luhur, aku bocahMu).
Amiiin .

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkenan memberi komentar

 

Template by Web Hosting Reviews